Contoh Proposal Pemodelan Sistem (Sistem Informasi)
SISTEM INFORMASI PENJUALAN ROTAN PADA CV. METRIX INDO BERBASIS WEB
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata
Kuliah Metode Penelitian
Oleh :
Riska Risnatun Khasanah
150511099
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2016
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Saat ini kebutuhan akan informasi sangat besar. Baik
perorangan, organisasi maupun sebuah badan usaha. Dalam dunia bisnis, produsen
maupun konsumen sangat bergantung pada informasi. Produsen membutuhkan informasi tentang pangsa
pasar dan kebutuhan konsumen akan jenis dan spesifikasi barang, sedangkan
konsumen membutuhkan informasi tentang karakteristik dan spesifikasi barang,
sehingga dalam dunia bisnis informasi merupakan suatu yang sangat penting.
Salah satu piranti informasi adalah
internet, yaitu sebuah jaringan on-line
global tanpa batas yang menyediakan berjuta jenis informasi. Internet merupakan
fasilitas koneksi sebuah situs web yang ingin menjadikan dirinya sebagai suatu
sistem sosial yang dapat diterima dan dapat diharapkan untuk digunakan.
Dalam media
internet, istilah Electronic Commerce
atau eCommerce kini merupakan suatu
gambaran cakupan yang cukup luas mengani teknologi, proses dan praktek yang
dapat melakukan transaksi bisnis tanpa menggunakan kertas sebagai sarana
mekanisme transaksi. Hal tersebut bisa dilakukan dengan berbagai cara, misalnya
menggunakan eMail, Electronic Data Interchange, atau World Wide Web (WWW) yang melibatkan
komunitas dalam negeri maupun internasional.
Sejalan dengan
perkembangan teknologi tersebut, sudah banyak badan usaha nasional yang
menggunakan fasilitas internet dalam sistem penjualan mereka, karena metode ini
dipandang memiliki beberapa keuntungan lain bila dibandingkan dengan sistem
penjualan konvensional yang langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi
perilaku dari suatu badan usaha atau organisasi, baik itu dari segi manajemen
maupun pemasaran dan layanan informasi. CV. METRIX INDO yang bertempat di Desa
Kasugengan Lor merupakan sebuah perusahaan kerajinan rotan dan berusaha untuk memberikan
suatu pelayanan dan informasi dengan menggunakan media internet yang nantinya
diharapkan akan memberikan keuntungan lebih,seperti akan dikenalnya CV. METRIX INDO sebagai perusahaan yang
memproduksi kerajinan rotan, Serta di harapkan melalui media internet konsumen
dapat denga mudah mengetahui informasi tentang produk yang ada pada CV. METRIX INDO.
1.2.
Perumusan Masalah
Sistem Iinformasi Penjualan
Kerajinan Rotan pada CV. Metrix Indo berbasis Web dirancang untuk pengembangan
sistem informasi. Informasi dan penjualan kerajinan rotan yang nantinya
mempermudah mendapatkan informasi tentang koleksi kerajinan Rotan di CV. METRIX INDO. Sistem yang juga dilengkapi
dengan sejumlah piranti database akan memudahkan para pengguna layanan internet
untuk mengakses informasi yang terdapat pada CV. METRIX INDO.
1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan proposal ini adalah
untuk membantu mengatasi dalam sistem informasi penjulan kerajinan rotan pada
CV. METRIX INDO, sehingga diharapkan dengan bantuan komputer
dapat mempermudah seorang pecinta
kerajinan rotan dapat melihat atau memesan kerajinan rotan yang di sukai
melalui jasa internet, selain itu juga akan membantu pihak CV. METRIX INDO didalam mempromosikan produk kerajinan
rotan yang diproduksi selama ini.
1.4.
Metodologi Penelitian
Untuk mempermudah penyusunan proposal
ini digunakan metode pengumpulan data, sebagai berikut.
1.4.1. Wawancara
Data diperoleh dengan melakukan wawancara secara langsung
dengan bagian yang menangani masalah penjualan atau pemesanan kerajinan rotan.
1.4.2. Observasi
Langsung
Pengumpulan data dilakukan dengan survei dan melakukan
pencatatan data secara langsung ke CV. METRIX INDO.
1.4.3.
Studi Pustaka
Metode ini ditujukan selain untuk memperoleh referensi yang
mendukung ke arah penyelesaian dari permasalahan yang ada, juga untuk
mempelajari langkah-langkah pembuatan keseluruhan proposal secara baik.
1.5.
Sistematika Penulisan
Sistematika
yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan proposal adalah sebagai berikut.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berisi penjelasan
secara sistematik, tentang mengapa
masalah penelitian yang dipilih menarik,
penting, dan perlu di teliti.
1.2. Perumusan Masalah
Uraikan
permasalahan yang akan diteliti secara detail.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian menunjukkan hal-hal yang akan di capai atau perlu diselesaikan sebagai
upaya pemecahan masalah.
1.4. Metodologi Penelitian
Sub bab ini
memuat garis besar kegiatan penelitian, mulai dari penentuan jenis dan sumber
data berikut pengumpulanya hingga tahap pelaporan.
1.5. Sistematika Penulisan
Sub bab ini menggambarkan
secara umum mengenai isi setiap bab secara deskriptif.
BAB
II LANDASAN TEORI
Di sini
disajikan teori yang relevan, lengkap,
mutakhir dan urut sejalan dengan permasalahan.
Teori yang dikemukakan berasal dari sumber-sumber teori dan referensi yang
digunakan.
BAB III TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
3.1.
Sejarah
Singkat Perusahaan
Uraian
sejarah singkat perusahaan tempat melakukan obsevasi.
3.2.
Struktur
Organisasi
Berisi
struktur organisasi perusahaan berikut penjelasan tugas dan wewenang dari tiap
bagian.
3.3.
Kondisi
Perusahaan Saat Ini
Penjelasan
secara terperinci mengenai kondisi perusahaan tempat melakukan lenelitian
BAB
IV ANALISA MASALAH & PERANCANGAN SISTEM
4.1.
Analisa
Sistem Berjalan
4.1.1.
Gambaran
Kerja Sistem Berjalan
4.1.2.
Sistem
Prosedur Diagram Berjalan
4.1.3.
Diagram
Aliran Data Sistem Berjalan
4.2.
Usulan
Sistem Baru
4.2.1.
Gambaran
Kerja Sistem Baru
4.2.2.
Sistem
Prosedur Diagram Baru
4.2.3.
Diagram
Aliran Data Sistem Baru
4.2.4.
Diagram
Enzitas Relasi Sistem Baru
4.3.
Perancangan
Sistem Baru
4.3.1.
Perancangan
Basis Data
4.3.2.
Perancangan
Input
4.3.3.
Perancangan
Output
4.4.
Rencana
Implementasi
4.4.1.
Pemilihan
Perangkat Keras(Hardware)
4.4.2.
Pemilihan
Perangkat Lunak(Software)
4.4.3.
Pemilihan
Palaksana(Brainware)
BAB
V KESIMPAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
Berisi garis
besar kesimpulan yang di ambil dari inti penelitian dan hasil penelitian berupa
informasi yang akurat, tepat waktu, dan
relevan
5.2.
Saran
Berisi garis besar
saran-saran yang merupakan tindakan yang perlu diambil untuk tindak lanjut yang
lebih bail dari hasil pemecahan masalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jurnal
Referensi
2.1.1.
Sistem
Informasi Penjualan dan Perbaikan Komputer (Studi Kasus: CV Computer Plus
Palembang)
2.1.2. Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Akuntansi
Pt. Maju Bersama (Studi Kasus: Penjualan Dan Piutang Usaha
2.1.3.
Sistem Informasi Penjualan Buku Pada
Toko Buku Ganesha Purwokerto Menggunakan Metodeobject Oriented Programming
2.1.4.
Sistem Informasi Penjualan
Tiket Berbasis Multiuser Pada Semawis
Water Park Di Semarang
2.1.5.
Perancangan Sistem Informasi
Penjualan Kerajinan Rotan Berbasis Android
2.2. Landasan
Teori
2.2.1.
Konsep
Dasar Sistem, Informasi, dan Simulasi
A.
Konsep
Dasar Sistem
Sistem : kumpulan dari elemen-elemen
yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Jerry FithGerald ; sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Menurut Jerry FithGerald ; sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu.
Karakteristik Sistem / Elemen Sistem :
• Memiliki komponen ;
Suatu sistem terdiri dari sejumlah
komponen yang saling berinteraksi, bekerja sama membentuk satu kesatuan.
Komponen-komponen
sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap
sistem tidak perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen
atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem
untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara
keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang
disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem
dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan supra
sistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat
disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai
suatu sistem, maka sistem akuntansi adalah subsistemnya.
• Batas sistem (boundary) ;
Batas
sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang
lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu
sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang
lingkup (scope) dari sistem tersebut.
• Lingkungan luar sistem (environment)
;
Adalah
apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
• Penghubung sistem (interface) ;
Merupakan
media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
•
Masukan sistem (input) ;
Merupakan
energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan
(maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah
energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input
adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam
sistem komputer, program adalah maintanance input yang digunakan untuk
mengoperasikan komputernya dan data adalah signal input untuk diolah menjadi
informasi.
• Keluaran sistem (Output) ;
Merupakan hasil dari energi yang
diolah oleh sistem.
• Pengolah sistem (Process) ;
Merupakan bagian yang memproses
masukan untuk menjadi keluaran yang diinginkan.
• Sasaran sistem ;
Kalau sistem tidak mempunyai sasaran,
maka operasi sistem tidak akan ada gunanya.
Klasifikasi Sistem :
• Sistem abstrak ; sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik (sistem teologia)
Sistem fisik ; merupakan sistem yang ada secara fisik (sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dll.)
• Sistem alamiah ; sistem yang terjadi melalui proses alam. (sistem matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dll.
Sistem buatan manusia ; sistem yang dirancang oleh manusia.
Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut human-machine system (contoh ; sistem informasi)
• Sistem Tertentu (deterministic system) ; beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan (contoh ; sistem komputer)
Sistem tak tentu (probabilistic system) ; sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
• Sistem tertutup (close system) ; sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tersebut ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).
Sistem terbuka (open system) ; sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.
• Sistem sederhana dan Sistem kompleks
Tingkatan Sistem Informasi
Beberapa jenis TI yang dikembangkan berdasarkan lini manajerial, memiliki fungsi dan manfaat bagi tiap tingkatan manajerial. Adapun tingkatan SI tersebut adalah :
1. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Sytems-TPS). TPS merupakan hasil perkembangan dari pembentukan kantor elektronik, dimana sebagian dari pekerjaan rutin diotomatisasi termasuk untuk pemrosesan transaksi. Pada TPS, data yang dimasukkan merupakan data-data transaksi yang terjadi.
2. Sistem Informasi Manajemen (SIM). SIM adalah sebuah kelengkapan pengelolaan dari proses-proses yang menyediakan informasi untuk manajer guna mendukung operasi-operasi dan pembuatan keputusan dalam sebuah organisasi.Pada SIM, masukan yang diberikan berupa data transaksi yang telah diproses, beberapa data yang asli, model-model pengolahan data.Kemudian data-data tersebut akan diproses. Proses yang terjadi berupa pembuatan laporan-laporan yang ringkas, keputusan-keputusan yang rutin dan jawaban dari query yang diberikan.
3. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan peningkatan dari SIM dengan penyediaan prosedur-prosedur khusus dan pemodelan yang unik yang akan membantu manajer dalam memperoleh alternative keputusan.
4. Sistem Informasi e-Business dibangun untuk menjawab tantangan pengintegrasian data dan informasi dari proses bisnis berbasis internet.
Lebih spesifik dikenal juga yang disebut dengan sistem terotomasi ; yang merupakan bagian dari sistem buatan manusia dan berinteraksi dengan kontrol oleh satu atau lebih komputer sebagai bagian dari sistem yang digunakan dalam masyarakat modern.
Sistem terotomasi mempunyai sejumlah komponen yaitu ;
Perangkat keras (CPU, disk, printer, tape).§
Perangkat lunak (sistem operasi, sistem database, program pengontrol komunikasi, program aplikasi).§
§ Personil (yang mengoperasikan sistem, menyediakan masukan, mengkonsumsi keluaran dan melakukan aktivitas manual yang mendukung sistem).
Data (yang harus tersimpan dalam sistem selama jangka waktu tertentu).§
Prosedur (instruksi dan kebijakan untuk mengoperasikan sistem).§
Sistem terotomasi terbagi dalam sejumlah katagori :
• On-line systems. Sistem on-line adalah sistem yang menerima langsung input pada area dimana input tersebut direkam dan menghasilkan output yang dapat berupa hasil komputasi pada area dimana mereka dibutuhkan. Area sendiri dapat dipisah-pisah dalam skala, misalnya ratusan kilometer. Biasanya digunakan bagi reservasi angkutan udara, reservasi kereta api, perbankan dll.
• Real-time systems. Sistem real-time adalah mekanisme pengontrolan, perekaman data, pemrosesan yang sangat cepat sehinga output yang dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relatif sama. Perbedaan dengan sistem on-line adalah satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau seperseribu detik sedangkan on-line masih dalah skala detik atau bahkan kadang beberapa menit. Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan pemakai, sedangkan real-time berinteraksi langsung dengan pemakai dan lingkungan yang dipetakan.
• Decision support system + strategic planning system. Sistem yang memproses transaksi organisasi secara harian dan membantu para manajer mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan organisasi. Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan, sistem akuntansi dan sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket pemasaran dll. Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi juga fungsi-fungsi matematik, data analisa statistik dan menampilkan informasi dalam bentuk grafik (tabel, chart) sebagaimana laporan konvensional.
• Knowledge-based system. Program komputer yang dibuat mendekati kemampuan dan pengetahuan seorang pakar. Umumnya menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak khusus seperti LISP dan PROLOG.
Sistem berdasarkan prinsip dasar secara umum terbagi dalam :
• Sistem terspesialisasi ; adalah sistem yang sulit diterakpan pada lingkungan yang berbeda (misalnya sistem biologi; ikan yang dipindahkan ke darat)
• Sistem besar ; adalah sistem yang sebagian besar sumber dayanya berfungsi melakukan perawatan harian (misalnya dinosaurus sebagai sistem biologi menghabiskan sebagian besar masa hidupnya dengan makan dan makan).
• Sistem sebagai bagian dari sistem lain ; sistem selalu merupakan bagian dari sistem yang lebih besar, dan dapat terbagi menjadi sistem yang lebih kecil.
• Sistem berkembang ; walaupun tidak berlaku bagi semua sistem tetapi hampir semua sistem selalu berkembang.
Pelaku sistem terdiri dari 7 kelompok :
1. Pemakai ;
Pada umumnya 3 ada jenis pemakai, yaitu operasional, pengawas dan eksekutif.
2. Manajemen ;
Umumnya terdiri dari 3 jenis manajemen, yaitu manajemen pemakai yang bertugas menangani pemakaian dimana sistem baru diterapkan, manajemen sistem yang terlibat dalam pengembangan sistem itu sendiri dan manajemen umum yang terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung pengambilan keputusan. Kelompok manajemen biasanya terlibat dengan keputusan yang berhubungan dengan orang, waktu dan uang, misalnya ;
“ sistem tersebut harus mampu melakukan fungsi x,y,z, selain itu harus dikembangkan dalam waktu enam bulan dengan melibatkan programmer dari departemen w, dengan biaya sebesar x”.
3. Pemeriksa ;
Ukuran dan kerumitan sistem yang dikerjakan dan bentuk alami organisasi dimana sistem tersebut diimplementasikan dapat menentukan kesimpulan perlu tidaknya pemeriksa. Pemeriksa biasanya menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran-ukuran standar yang dikembangkan pada banyak perusahaan sejenis.
4. Penganalisa sistem ;
Fungsi-fungsinya antara lain sebagai :
- Arkeolog ; yaitu yang menelusuri bagaimana sebenarnya sistem lama berjalan, bagaimana sistem tersebut dijalankan dan segala hal yang menyangkut sistem lama.
- Inovator ; yaitu yang membantu mengembangkan dan membuka wawasan pemakai bagi kemungkinan-kemungkinan lain.
- Mediator ; yaitu yang menjalankan fungsi komunikasi dari semua level, antara lain pemakai, manajer, programmer, pemeriksa dan pelaku sistem yang lainnya yang mungkin belum punya sikap dan cara pandang yang sama.
- Pimpinan proyek ; Penganalisa sistem haruslah personil yang lebih berpengalaman dari programmer atau desainer. Selain itu mengingat penganalisa sistem umumnya ditetapkan terlebih dahulu dalam suatu pekerjaan sebelum yang lain bekerja, adalah hal yang wajar jika penanggung jawab pekerjaan menjadi porsi penganalisa sistem.
5. Pendesain sistem ;
Pendesain sistem menerima hasil penganalisa sistem berupa kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu, yang kemudian ditransformasikan ke desain arsitektur tingkat tinggi dan dapat diformulasikan oleh programmer.
6. Programmer ;
Mengerjakan dalam bentuk program dari hasil desain yang telah diterima dari pendesain.
7. Personel pengoperasian ;
Bertugas dan bertanggungjawab di pusat komputer misalnya jaringan, keamanan perangkat keras, keamanan perangkat lunak, pencetakan dan backup. Pelaku ini mungkin tidak diperlukan bila sistem yang berjalan tidak besar dan tidak membutuhkan klasifikasi khusus untuk menjalankan sistem.
Hal mendasar dalam pengembangan sistem
Penganalisa sistem merupakan bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi dan memenuhi kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan ini dipengaruhi sejumlah hal,yaitu :
• Produktifitas, saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih bagus dan lebih cepat. Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengambangkan sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik (umumnya 50 % sampai 70 % sumber daya digunakan untuk perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian perangkat lunak dan perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
• Realibilitas, waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan 50% dari waktu total pengembangan sistem.
Dalam kurun waktu 30 tahun sejumlah sistem yang digunakan di berbagai perusahaan mengalami kesalahan dan ironisnya sangat tidak mudah untuk mengubahnya. Jika terjadi kesalahan, ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu melakukan pelacakan sumber kesalahan dan harus menemukan cara untuk mengoreksi kesalahan tersebut dengan mengganti program, menghilangkan sejumlah statement lama atau menambahkan sejumlah statement baru.
• Maintabilitas, perawatan mencakup ;
- modifikasi sistem sesuai perkembangan perangkat keras untuk meningkatkan kecepatan pemrosesan (yang memegang peranan penting dalam pengoperasian sistem),
- modifikasi sistem sesuai perkembangan kebutuhan pemakai. Antara 50% sampai 80% pekerjaan yang dilakukan pada kebanyakan pengembangan sistem dilakukan untuk revisi, modifikasi, konversi,peningkatan dan pelacakan kesalahan.
Klasifikasi Sistem :
• Sistem abstrak ; sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak tampak secara fisik (sistem teologia)
Sistem fisik ; merupakan sistem yang ada secara fisik (sistem komputer, sistem akuntansi, sistem produksi dll.)
• Sistem alamiah ; sistem yang terjadi melalui proses alam. (sistem matahari, sistem luar angkasa, sistem reproduksi dll.
Sistem buatan manusia ; sistem yang dirancang oleh manusia.
Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi manusia dengan mesin disebut human-machine system (contoh ; sistem informasi)
• Sistem Tertentu (deterministic system) ; beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi. Interaksi bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan (contoh ; sistem komputer)
Sistem tak tentu (probabilistic system) ; sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas.
• Sistem tertutup (close system) ; sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh dengan sistem luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak luarnya. Secara teoritis sistem tersebut ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup).
Sistem terbuka (open system) ; sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.
• Sistem sederhana dan Sistem kompleks
Tingkatan Sistem Informasi
Beberapa jenis TI yang dikembangkan berdasarkan lini manajerial, memiliki fungsi dan manfaat bagi tiap tingkatan manajerial. Adapun tingkatan SI tersebut adalah :
1. Sistem Pemrosesan Transaksi (Transaction Processing Sytems-TPS). TPS merupakan hasil perkembangan dari pembentukan kantor elektronik, dimana sebagian dari pekerjaan rutin diotomatisasi termasuk untuk pemrosesan transaksi. Pada TPS, data yang dimasukkan merupakan data-data transaksi yang terjadi.
2. Sistem Informasi Manajemen (SIM). SIM adalah sebuah kelengkapan pengelolaan dari proses-proses yang menyediakan informasi untuk manajer guna mendukung operasi-operasi dan pembuatan keputusan dalam sebuah organisasi.Pada SIM, masukan yang diberikan berupa data transaksi yang telah diproses, beberapa data yang asli, model-model pengolahan data.Kemudian data-data tersebut akan diproses. Proses yang terjadi berupa pembuatan laporan-laporan yang ringkas, keputusan-keputusan yang rutin dan jawaban dari query yang diberikan.
3. Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan peningkatan dari SIM dengan penyediaan prosedur-prosedur khusus dan pemodelan yang unik yang akan membantu manajer dalam memperoleh alternative keputusan.
4. Sistem Informasi e-Business dibangun untuk menjawab tantangan pengintegrasian data dan informasi dari proses bisnis berbasis internet.
Lebih spesifik dikenal juga yang disebut dengan sistem terotomasi ; yang merupakan bagian dari sistem buatan manusia dan berinteraksi dengan kontrol oleh satu atau lebih komputer sebagai bagian dari sistem yang digunakan dalam masyarakat modern.
Sistem terotomasi mempunyai sejumlah komponen yaitu ;
Perangkat keras (CPU, disk, printer, tape).§
Perangkat lunak (sistem operasi, sistem database, program pengontrol komunikasi, program aplikasi).§
§ Personil (yang mengoperasikan sistem, menyediakan masukan, mengkonsumsi keluaran dan melakukan aktivitas manual yang mendukung sistem).
Data (yang harus tersimpan dalam sistem selama jangka waktu tertentu).§
Prosedur (instruksi dan kebijakan untuk mengoperasikan sistem).§
Sistem terotomasi terbagi dalam sejumlah katagori :
• On-line systems. Sistem on-line adalah sistem yang menerima langsung input pada area dimana input tersebut direkam dan menghasilkan output yang dapat berupa hasil komputasi pada area dimana mereka dibutuhkan. Area sendiri dapat dipisah-pisah dalam skala, misalnya ratusan kilometer. Biasanya digunakan bagi reservasi angkutan udara, reservasi kereta api, perbankan dll.
• Real-time systems. Sistem real-time adalah mekanisme pengontrolan, perekaman data, pemrosesan yang sangat cepat sehinga output yang dihasilkan dapat diterima dalam waktu yang relatif sama. Perbedaan dengan sistem on-line adalah satuan waktu yang digunakan real-time biasanya seperseratus atau seperseribu detik sedangkan on-line masih dalah skala detik atau bahkan kadang beberapa menit. Perbedaan lainnya, on-line biasanya hanya berinteraksi dengan pemakai, sedangkan real-time berinteraksi langsung dengan pemakai dan lingkungan yang dipetakan.
• Decision support system + strategic planning system. Sistem yang memproses transaksi organisasi secara harian dan membantu para manajer mengambil keputusan, mengevaluasi dan menganalisa tujuan organisasi. Digunakan untuk sistem penggajian, sistem pemesanan, sistem akuntansi dan sistem produksi. Biasanya berbentuk paket statistik, paket pemasaran dll. Sistem ini tidak hanya merekam dan menampilkan data tetapi juga fungsi-fungsi matematik, data analisa statistik dan menampilkan informasi dalam bentuk grafik (tabel, chart) sebagaimana laporan konvensional.
• Knowledge-based system. Program komputer yang dibuat mendekati kemampuan dan pengetahuan seorang pakar. Umumnya menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak khusus seperti LISP dan PROLOG.
Sistem berdasarkan prinsip dasar secara umum terbagi dalam :
• Sistem terspesialisasi ; adalah sistem yang sulit diterakpan pada lingkungan yang berbeda (misalnya sistem biologi; ikan yang dipindahkan ke darat)
• Sistem besar ; adalah sistem yang sebagian besar sumber dayanya berfungsi melakukan perawatan harian (misalnya dinosaurus sebagai sistem biologi menghabiskan sebagian besar masa hidupnya dengan makan dan makan).
• Sistem sebagai bagian dari sistem lain ; sistem selalu merupakan bagian dari sistem yang lebih besar, dan dapat terbagi menjadi sistem yang lebih kecil.
• Sistem berkembang ; walaupun tidak berlaku bagi semua sistem tetapi hampir semua sistem selalu berkembang.
Pelaku sistem terdiri dari 7 kelompok :
1. Pemakai ;
Pada umumnya 3 ada jenis pemakai, yaitu operasional, pengawas dan eksekutif.
2. Manajemen ;
Umumnya terdiri dari 3 jenis manajemen, yaitu manajemen pemakai yang bertugas menangani pemakaian dimana sistem baru diterapkan, manajemen sistem yang terlibat dalam pengembangan sistem itu sendiri dan manajemen umum yang terlibat dalam strategi perencanaan sistem dan sistem pendukung pengambilan keputusan. Kelompok manajemen biasanya terlibat dengan keputusan yang berhubungan dengan orang, waktu dan uang, misalnya ;
“ sistem tersebut harus mampu melakukan fungsi x,y,z, selain itu harus dikembangkan dalam waktu enam bulan dengan melibatkan programmer dari departemen w, dengan biaya sebesar x”.
3. Pemeriksa ;
Ukuran dan kerumitan sistem yang dikerjakan dan bentuk alami organisasi dimana sistem tersebut diimplementasikan dapat menentukan kesimpulan perlu tidaknya pemeriksa. Pemeriksa biasanya menentukan segala sesuatunya berdasarkan ukuran-ukuran standar yang dikembangkan pada banyak perusahaan sejenis.
4. Penganalisa sistem ;
Fungsi-fungsinya antara lain sebagai :
- Arkeolog ; yaitu yang menelusuri bagaimana sebenarnya sistem lama berjalan, bagaimana sistem tersebut dijalankan dan segala hal yang menyangkut sistem lama.
- Inovator ; yaitu yang membantu mengembangkan dan membuka wawasan pemakai bagi kemungkinan-kemungkinan lain.
- Mediator ; yaitu yang menjalankan fungsi komunikasi dari semua level, antara lain pemakai, manajer, programmer, pemeriksa dan pelaku sistem yang lainnya yang mungkin belum punya sikap dan cara pandang yang sama.
- Pimpinan proyek ; Penganalisa sistem haruslah personil yang lebih berpengalaman dari programmer atau desainer. Selain itu mengingat penganalisa sistem umumnya ditetapkan terlebih dahulu dalam suatu pekerjaan sebelum yang lain bekerja, adalah hal yang wajar jika penanggung jawab pekerjaan menjadi porsi penganalisa sistem.
5. Pendesain sistem ;
Pendesain sistem menerima hasil penganalisa sistem berupa kebutuhan pemakai yang tidak berorientasi pada teknologi tertentu, yang kemudian ditransformasikan ke desain arsitektur tingkat tinggi dan dapat diformulasikan oleh programmer.
6. Programmer ;
Mengerjakan dalam bentuk program dari hasil desain yang telah diterima dari pendesain.
7. Personel pengoperasian ;
Bertugas dan bertanggungjawab di pusat komputer misalnya jaringan, keamanan perangkat keras, keamanan perangkat lunak, pencetakan dan backup. Pelaku ini mungkin tidak diperlukan bila sistem yang berjalan tidak besar dan tidak membutuhkan klasifikasi khusus untuk menjalankan sistem.
Hal mendasar dalam pengembangan sistem
Penganalisa sistem merupakan bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang memiliki daya guna tinggi dan memenuhi kebutuhan pemakai akhir. Pengembangan ini dipengaruhi sejumlah hal,yaitu :
• Produktifitas, saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih bagus dan lebih cepat. Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa sistem yang berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk mengambangkan sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan sistem yang lebih baik (umumnya 50 % sampai 70 % sumber daya digunakan untuk perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian perangkat lunak dan perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
• Realibilitas, waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan 50% dari waktu total pengembangan sistem.
Dalam kurun waktu 30 tahun sejumlah sistem yang digunakan di berbagai perusahaan mengalami kesalahan dan ironisnya sangat tidak mudah untuk mengubahnya. Jika terjadi kesalahan, ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu melakukan pelacakan sumber kesalahan dan harus menemukan cara untuk mengoreksi kesalahan tersebut dengan mengganti program, menghilangkan sejumlah statement lama atau menambahkan sejumlah statement baru.
• Maintabilitas, perawatan mencakup ;
- modifikasi sistem sesuai perkembangan perangkat keras untuk meningkatkan kecepatan pemrosesan (yang memegang peranan penting dalam pengoperasian sistem),
- modifikasi sistem sesuai perkembangan kebutuhan pemakai. Antara 50% sampai 80% pekerjaan yang dilakukan pada kebanyakan pengembangan sistem dilakukan untuk revisi, modifikasi, konversi,peningkatan dan pelacakan kesalahan.
B.
Konsep
Dasar Informasi
Informasi: data
yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat
berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses transformasi
data menjadi suatu informasi == input - proses – output.
Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan informasi dan data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data bagi manajemen level di atasnya, atau sebaliknya.
Representasi informasi: pelambangan informasi, misalnya: representasi biner.
Kuantitas informasi: satuan ukuran informasi. Tergantung representasi. Untuk representasi biner satuannya: bit, byte, word dll.
Kualitas informasi: bias terhadap error, karena: kesalahan cara pengukuran dan pengumpulan, kegagalan mengikuti prosedur prmrosesan, kehilangan atau data tidak terproses, kesalahan perekaman atau koreksi data, kesalahan file histori/master, kesalahan prosedur pemrosesan ketidak berfungsian sistem.
Umur informasi: kapan atau sampai kapan sebuah informasi memiliki nilai/arti bagi penggunanya. Ada condition informasion (mengacu pada titik waktu tertentu) dan operating information (menyatakan suatu perubahan pada suatu range waktu).
Kualitas Informasi ; tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus :
• Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan masudnya.
• Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
• Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Nilai Informasi ; ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.
Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan informasi dan data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya bagi manajemen yang memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data bagi manajemen level di atasnya, atau sebaliknya.
Representasi informasi: pelambangan informasi, misalnya: representasi biner.
Kuantitas informasi: satuan ukuran informasi. Tergantung representasi. Untuk representasi biner satuannya: bit, byte, word dll.
Kualitas informasi: bias terhadap error, karena: kesalahan cara pengukuran dan pengumpulan, kegagalan mengikuti prosedur prmrosesan, kehilangan atau data tidak terproses, kesalahan perekaman atau koreksi data, kesalahan file histori/master, kesalahan prosedur pemrosesan ketidak berfungsian sistem.
Umur informasi: kapan atau sampai kapan sebuah informasi memiliki nilai/arti bagi penggunanya. Ada condition informasion (mengacu pada titik waktu tertentu) dan operating information (menyatakan suatu perubahan pada suatu range waktu).
Kualitas Informasi ; tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus :
• Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan masudnya.
• Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
• Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.
Nilai Informasi ; ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.
C.
Konsep
Dasar Simulasi
Banyak orang yang kurang mengenal simulasi, bahkan banyak
yang menyatakan bahwa simulasi sangat sulit. Simulasi bukan hanya solusi dengan
menggunakan model (data atau miniatur) yang dibuat sedemikian rupa untuk menghasilkan
nilai tertentu. Simulasi dapat menduga perilaku suatu sistem yang diamati
dengan menggunakan data hasil pengamatan yang dilakukan dalam waktu tertentu.
Dari data hasil pengamatan tersebut maka dapat dibuat suatu prediksi dan selanjutnya
memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan.
2.2.2.
Konsep
Perancangan Sistem
· Pengertian Perancangan Sistem
Menurut Susanto (2004:332) Perancangan
sistem adalah proses menyusun atau mengembangkan sistem
informasi yang baru. Dalam tahap ini harus dapat dipastikan bahwa semua
prasyaratan untuk menghasilkan sistem
informasi dapat dipenuhi. Hasil sistem yang dirancang harus sesuai dengan
kebutuhan pemakai untuk mendapatkan informasi. Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah bahwa sistem yang disusun harus dapat dikembangkan lagi.
· Sistem Flow
Sistem flow adalah suatu bagan yang
menunjukkan arus pekerjaan atau arus data dan operasi secara menyeluruh dari
suatu sistem yang menjelaskan urutan procedure-procedure yang terdapat didalam
sistem.
Manfaat sistem flow ini adalah mampu
memvisualisasi arus data dan hubungan yang rumit secara jelas. Dalam membuatnya
sebaiknya ditentukan pula fungsi-fungsi yang melaksanakan atau bertanggung
jawab terhadap sub-sub sistem. Untuk lebih jelasnya symbol-simbol dapat dilihat
pada tabel berikut
· Bagan Berjenjang
Untuk memudahkan dalam merancang suatu
sistem dibutuhkan suatu bagan berjenjang yang menggambarkan semua proses yang
ada dalam sebuah sistem. Lebih tepatnya bagan berjenjang mempermudah
penggambaran data flow diag
2.2.3.
Konsep
Perancangan Database
A.
KONSEP DASAR
Database adalah suatu susunan/kumpulan
data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang
diorganisir/dikelola dan simpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode
tertentu dengan menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi
yang diperlukan pemakainya.
B.
SISTEM DATABASE
adalah suatu sistem penyusunan dan
pengelolaan record-record dengan menggunakan komputer, dengan tujuan untuk
menyimpan atau merekam serta memelihara data operasional lengkap sebuah
organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi yang diperlukan
pemakai untuk kepentingan proses pengambilan keputusan.
C.
KOMPONEN DASAR DARI SISTEM DATABASE
Terdapat 4 komponen pokok dari system
database:
A. DATA, dengan ciri-ciri :
A. DATA, dengan ciri-ciri :
1. Data disimpan secara terintegrasi
(integrated)
Terintegrated yaitu Database merupakan
kumpulan dari berbagai macam file dari aplikasi-aplikasi yang berbeda yang
disusun dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang rangkap (redundant)
2. Data dapat dipakai secara bersama-sama
(shared)
Shared yaitu Masing-masing bagian dari
database dapat diakses oleh pemakai dalam waktu yang bersamaan, untuk aplikasi
yang berbeda.
B. HARDWARE ( perangkat keras)
Terdiri dari semua peralatan perangkat keras computer yang digunakan untuk pengelolaan sistem database berupa :
B. HARDWARE ( perangkat keras)
Terdiri dari semua peralatan perangkat keras computer yang digunakan untuk pengelolaan sistem database berupa :
1. Peralatan untuk penyimpanan misalnya
disk, drum, tape
2. Peralatan input dan output
3. Peralatan komunikasi data, dll
C. SOFTWARE (perangkat lunak)
Berfungsi sebagai perantara (interface)
antara pemakai dengan data phisik pada database, dapat berupa :
1. Database Management System (DBMS)
2. Program-program aplikasi &
prosedur-prosedur
D. USER (Pemakai)
Terbagi menjadi 3 klasifikasi :
1. Database Administrator (DBA),
orang/tim yang bertugas mengelola system database secara keseluruhan
2. Programmer, orang/tim membuat program
aplikasi yang mengakses database dengan menggunakan bahasa pemprograman
3. End user, orang yang mengakases
database melalui terminal dengan menggunakan query language atau program
aplikasi yang dibuat oleh programmer.
2.2.4.
Konsep
Bahasa Pemrograman
Ada 3 hal yang berhubungan dengan konsep bahasa
pemrogramanan: sintaks, semantiks dan pragmatis. Dalam mengajarkan 3 konsep ini
saya menggunakan analogi bahasa yang biasa kita pakai sehari-hari.
A. Sintaks
Sintaks sebuah bahasa berhubungan dengan struktur bahasa. Sebagai contoh, untuk membentuk sebuah kalimat yang valid dalam bahasa kita memakai struktur: [subyek] + [kata kerja] + [kata benda]. Dengan memakai struktur ini, kita bisa membentuk kalimat, sebagai contoh: Saya makan nasi. Dalam hubungannya dengan bahasa pemrograman, kita musti memenuhi sintaks (baca: aturan struktur bahasa) agar program dapat berjalan. Sebagai contoh, dalam bahasa BASIC, untuk mengassign sebuah variabel dengan sebuah nilai, kita memakai operand ‘=’, tetapi kalau dalam Pascal, kita pakai ‘:=’. Contoh dalam BASIC: a=1, tapi dalam bahasa Pascal, a:=1.
Sintaks sebuah bahasa berhubungan dengan struktur bahasa. Sebagai contoh, untuk membentuk sebuah kalimat yang valid dalam bahasa kita memakai struktur: [subyek] + [kata kerja] + [kata benda]. Dengan memakai struktur ini, kita bisa membentuk kalimat, sebagai contoh: Saya makan nasi. Dalam hubungannya dengan bahasa pemrograman, kita musti memenuhi sintaks (baca: aturan struktur bahasa) agar program dapat berjalan. Sebagai contoh, dalam bahasa BASIC, untuk mengassign sebuah variabel dengan sebuah nilai, kita memakai operand ‘=’, tetapi kalau dalam Pascal, kita pakai ‘:=’. Contoh dalam BASIC: a=1, tapi dalam bahasa Pascal, a:=1.
B. Semantik
Semantik sebuah bahasa menggambarkan hubungan antara sintaks dan model komputasi. Sederhananya, semantik menjelaskan arti dari program.
Analoginya sebagai berikut. Apabila kita memakai sintaks [subyek] + [kata kerja] + [kata benda], kita bisa menghasilkan kalimat-kalimat.
Apabila kita mengasilkan kalimat Saya makan nasi, maka kalimat ini memenuhi aturan sintaks. Tapi, apabila saya membuat kalimat Saya makan batu, secara sintaks kalimat ini sudah benar. Namun, secara semantik, kalimat ini tidak mengandung makna yang berarti.
Dalam hubungannya dengan bahasa pemrograman, kadang ada kalanya seorang programmer tidak bisa mengaitkan sintaks dengan model komputasi. Kesalahan logika bisa dengan mudah terjadi.
Semantik sebuah bahasa menggambarkan hubungan antara sintaks dan model komputasi. Sederhananya, semantik menjelaskan arti dari program.
Analoginya sebagai berikut. Apabila kita memakai sintaks [subyek] + [kata kerja] + [kata benda], kita bisa menghasilkan kalimat-kalimat.
Apabila kita mengasilkan kalimat Saya makan nasi, maka kalimat ini memenuhi aturan sintaks. Tapi, apabila saya membuat kalimat Saya makan batu, secara sintaks kalimat ini sudah benar. Namun, secara semantik, kalimat ini tidak mengandung makna yang berarti.
Dalam hubungannya dengan bahasa pemrograman, kadang ada kalanya seorang programmer tidak bisa mengaitkan sintaks dengan model komputasi. Kesalahan logika bisa dengan mudah terjadi.
Sebagi contoh ada bahasa pemrograman sebagai berikut:
if(a=5)
{echo ‘Nilai a=5′;}
Apabila program ini dijalankan, apa yang terjadi?
Bergantung bahasa apa yang digunakan. Apabila bahasa yang dipakai adalah bahasa
C, maka output yang keluar selalu Nilai
a=5, walaupun nilai variabel a sebelumnya selain 5. Kenapa itu bisa
terjadi? Itu karena operator ‘=’ dalam bahasa C berarti mengassign sebuah variabel
yang ada di sebelah kiri dengan nilai yang ada di sebelah kanan. Dalam bahasa
C, secara sintaks operasi ini sudah benar.
Tapi, apabila yang dimaksud adalah programmer ingin mengevaluasi nilai variabel a, maka seharusnya memakai operator logika ‘==’. Jadi, program yang sebenarnya menjadi
Tapi, apabila yang dimaksud adalah programmer ingin mengevaluasi nilai variabel a, maka seharusnya memakai operator logika ‘==’. Jadi, program yang sebenarnya menjadi
if(a==5){echo
‘Nilai a=5′;}
C. Pragmatik
Pragmatik berhubungan dengan kemudahan implementasi dan efisiensi. Dalam analoginya dengan bahasa, kita bisa saja memberitahukan ke seseorang “Jangan merokok” apabila ada peraturan yang melarang seseorang merokok di dalam sebuah ruangan. Kalimat singkat seperti itu sebenarnya sudah cukup efisien. Tapi, dalam kesempatan lain kita bisa saja memakai kalimat “Mohon Anda jangan merokok di sini karena menurut peraturan pemerintah daerah nomor XXX tahun XXX dinyatakan bahwa merokok di tempat umum akan mengakibatkan pelanggaran peraturan, selain itu dari sisi kesehatan… blah blah blah”.
Pragmatik berhubungan dengan kemudahan implementasi dan efisiensi. Dalam analoginya dengan bahasa, kita bisa saja memberitahukan ke seseorang “Jangan merokok” apabila ada peraturan yang melarang seseorang merokok di dalam sebuah ruangan. Kalimat singkat seperti itu sebenarnya sudah cukup efisien. Tapi, dalam kesempatan lain kita bisa saja memakai kalimat “Mohon Anda jangan merokok di sini karena menurut peraturan pemerintah daerah nomor XXX tahun XXX dinyatakan bahwa merokok di tempat umum akan mengakibatkan pelanggaran peraturan, selain itu dari sisi kesehatan… blah blah blah”.
Dalam hubungannya dengan bahasa pemrograman, seorang
programmer harus bisa memastikan efisiensi dalam melakukan peng-coding-an.
Dalam bahasa C, programmer diberikan kekuasaan untuk mengalokasikan memori.
Sebagai akibatnya, apabila programmer lalai dalam mengontorl variabel-variabel
yang dihasilkan dari hasil assignment pointer, maka akan terjadi kebocoran
memori. Ini diakibatkan apabila seorang programmer mengcreate sebuah variabel pointer,
dan kemudian menghapusnya, informasi tersebut masih ada dalam memori, hanya
saja sudah tidak bisa diakses lagi.
BAB III ANALISIS SISTEM
3.1. Analisa
Organisasi
3.1.1. Profil
3.1.2. Sejarah
3.1.3. Struktur
Organisasi
3.1.4. Pembagian
Tugas dan Wewenang
3.1.5. Kondisi
Perusahaan
3.2. Analisa
Sistem
3.2.1. Gambaran
Sistem
3.2.2. Sistem
Prosedur Diagram
3.2.3. Data
Flow Diagram
3.3. Perancangan
Sistem
3.3.1. Gambaran
Sistem
3.3.2. Sistem
Prosedur Diagram
3.3.3. Data
Flow Diagram
Daftar Pustaka
Hidayat, Deddy.
2010. Definisi Sistem. Tangerang: Jurnal Cyber Raharja.
Mustakini,
Jogiyanto Hartono. 2010. Metode Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi
Offset.
Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Informasi. Yogyakarta: Andi.
Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha ilmu.
Sutabri, Tata. 2012. Konsep Dasar Informasi. Yogyakarta: Andi.
Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha ilmu.
Komentar
Posting Komentar