Materi Kuliah Simulasi dan Pemodelan BAB I
I. DASAR-DASAR SIMULASI DAN
PEMODELAN
A. Alam Simulasi
Simulasi diartikan sebagai teknik
menirukan atau memperagakan kegiatan berbagai macam proses atau fasilitas
yang ada di dunia nyata. Fasilitas atau proses tersebut disebut dengan
sistem, yang mana didalam keilmuan digunakan untuk membuat asumsi-asumsi
bagaimana sistem tersebut bekerja. Alur pengertian simulasi sehingga
membentuk model dapat dijelaskan pada gambar berikut:
Gambar 1. Alur Pemahaman Arti dari
Simulasi. (lihat model matakuliah)
Untuk melihat bagaimana sistem
tersebut bekerja maka dibuat asumsi-asumsi, dimana asumsi-asumsi tersebut
biasanya berbentuk hubungan matematik atau logika yang akan membentuk model
yang digunakan untuk mendapatkan pemahaman bagaimana perilaku hubungan dari
sistem tersebut.
Jika hubungan yang membentuk model
cukup simpel, hubungan tersebut bisa menggunakan metode matematik (seperti
aljabar, kalkulus atau teori probabilitas) untuk mendapatkan informasi yang
jelas setiap permasalahan tertentu, sistem ini disebut dengan solusi
analitik. Bagaimanapun juga untuk memperkenalkan model-model realistik
dimana terlalu kompleksnya sistem-sistem di dunia nyata untuk dievaluasi secara
analitik maka model-model tersebut harus dipelajari secara simulasi.
Dalam simulasi kita menggunakan
komputer untuk mengevaluasi model numerikal, dan data digunakan untuk
mengestimasi karakteristik yang benar yang diharapkan pada model.
Lingkup aplikasi simulasi sangat
banyak dan terbagi-bagi. Berikut adalah beberapa jenis permasalahan utama
dimana simulasi dibangun menjadi alat yang bermanfaat:
–
Perancangan dan analisis sistem manufaktur
–
Evaluasi sistem persenjataan militer atau persyaratan militer lainnya
–
Penentuan persyaratan hardware atau protokol untuk jaringan komunikasi
–
Penentuan persyaratan hardware dan software untuk sistem komputer
–
Perancangan dan operasional sistem transfortasi seperti bandara udara, jalan
tol, pelabuhan laut dan jalan bawah tanah.
–
Evaluasi rancangan pada organisasi jasa seperti call center, restoran cepat
saji, rumah sakit dan kantor pos
–
Reenginering pada pemilikan pabrik
–
Penentuan kebijakan pemesanan barang pada sistem inventori
–
Analisis keuangan atau sistem ekonomi
B. Sistem, Model dan Simulasi
Sistem didefinsikan sebagai suatu
kumpulan satu kesatuan, seperti manusia dan mesin yang aktif dan berinteraksi
bersama-sama untuk mendapatkan penyelesaian akhir pokok pikiran. (definisi ini
diajukan oleh Schmidt dan Taylor (1970)). Praktisnya apa yang diartikan
sebagai sistem tergantung pada objektivitas pembelajaran tertentu.
Kumpulan kesatuan berisi sistem pembelajaran mungkin hanya sekelompok
kecil pada keseluruhan sistem yang satu dengan sistem lainnya.
Sebagai contoh: Jika seseorang ingin
mempelajari sebuah bank, untuk menentukan jumlah kebutuhan teller untuk
menyediakan kecukupan pelayanan terhadap nasabah, sistem dapat
didefinisikan bagian yang konsisten dari bank untuk teller dan penantian
nasabah yang akan dilayani. Jika, dengan kata lain, staf loan/kredit dan
pengamanan kotak deposit dimasukkan, definisi sistem harus diperluas dengan
cara yang jelas. Kita mendefinisikan pernyataan sebuah sistem bahwa
pengumpulan variabel-variabel penting untuk menjelaskan sistem di waktu
tertentu, relatif pada objektivitas yang dipelajari. Dalam
pelayanan bank, contoh-contoh pada pernyataan variabel yang mungkin adalah
jumlah teller yang sibuk, jumlah nasabah dalam bank dan waktu kedatangan
masing-masing nasabah dalam bank.
Kita mengkatagorikan sistem menjadi
dua tipe, diskrit dan kontinyu. Sistem diskrit adalah sistem yang mana
variabel berubah sekeika itu juga yang dipisahkan per titik waktu. Pada
bank adalah contoh sistem diskrit, ketika state variabel-contohnya jumlah
nasabah dalam bank-berubah hanya ketika nasabah tiba atau nesabah telah selesai
dilayani dan pulang. Sistem kontinyu adalah sistem yang mana state
variabelnya berubah secara kontinyu per waktu.
Sebagian kecil sistem pada
praktisnya adalah sama sekali diskrit atau kontinyu: tetapi ketika tipe sistem
berubah menguasai sebagai besar sistem, perubahan tersebut biasanya mungkin
untuk mengklasifikasikan sistem diskrit atau kontinyu.
Gambar berikut memetakan cara yang
berbeda untuk mempelajari sistem.
Gambar 2. Cara mempelajari
sebuah Sistem (lihat Modul)
Dari gambar di atas dapatlah
dijelaskan hubungan-hubungan yang membentuk sistem sebagai berikut.
a. Penelitian dengan Sistem Aktual
dan Penelitian dengan Model pada Sistem
Jika penelitian sistem aktual ini
mungkin dilakukan (dan biayanya efektif) untuk merubah sistem secara fisik dan
beroperasi dibawah kondisi baru, penelitian ini mungkin dapat diharapkan, dalam
permasalahan ini tidak ada pernyataan tentang apakah apa yang kita pelajari
adalah valid. Tetapi penelitian ini jarang bisa dikerjakan, karena
sebagian besar penelitian akan sering terlalu mahal dan begitu merusak
sistem. Sebagai contoh konkritnya sebuah bank mungkin mempertimbangkan
pengurangan jumlah teller untuk meningkatkan anggaran, tetapi secara aktual
usaha ini akan mengurangi tugas teller dalam melayani nasabah sehingga akan
muncul panjangnya antrian nasabah. Selanjutnya secara grafis sistem
semestinya tidak ada, tetapi sekalipun demikian kita ingin mempelajarinya dalam
berbagai rancangan konfigurasi alternatif untuk mengetahui permulaan membuat
sistem. Contohnya pada kondisi ini seharusnya dibuat pengajuan/usulan
jaringan kerja komunikasi, atau sebuah sistem strategi senjata nuklir. Untuk
alasan ini sistem biasanya perlu membangun model, sebagai wakil sistem dan
mempelajarinya sebagai pengganti sistem aktual. Ketika menggunakan model,
adalah selalu timbul pertanyaan apakah model secara aktual merefleksikan sistem
untuk tujuan membuat keputusan, sehingga perlu dibentuk model yang valid.
b. Model Fisik dan Model Matematik
Pada kebanyakan masyarakat, kata
model menimbulkan kesan pada mobil-mobilan dari tanah liat pada uji
airodinamika dalam terowongan angin, cockpit yang tidak terhubungkan dengan pesawatnya
yang digunakan untuk pelatihan pilot atau miniatur supertakn yang meluncur di
kolam. Semua itu adalah contoh-contoh model fisik (juga disebut model
Iconik) adalah tidak tipikal pada berbagai model yang biasanya penting dalam
sistem analisis dan riset operasi. Kadang-kadang bagaimanapun juga model
ini dijumpai berguna untuk membangun model fisik untuk belajar enginering atau
sistem manajemen. Contohnya termasuk model-model skala top tabel pada
sistem penanganan material dan kasus terakhir model full skala fisik pada
restoran cepat saji disamping pergudangan, lengkap dengan full skala, wujudnya
manusia. Tetapi mayoritas model dibangun untuk tujuan tersebut adalah
secara matematik mewakili sistem dalam istilah logika dan hubungan yang kuantitatif
yang kemudian dimanipulasi dan diubah untuk mengetahui bagaimana reaksi model,
dan bagaimana sistem akan bereaksi-jika model matematik adalah model yang
valid. Barangkali contoh sederhana model matematik adalah hubungan yang
erat d = rt, dimana r adalah kecepatan perjalanan, t
adalah waktu perjalanan belanja, dan d adalah jarak perjalanan. Model ini
seharusnya menyediakan model yang valid seketika (contohnya, sebuah
penyelidikan ruang angkasa untuk planet lain setelah diperoleh kecepatan
edarnya) tetapi sangat kekurangan model untuk tujuan lain (contohnya jam-jam
sibuk daqn sesaknya jalur bebas lalulalang urban/pendatang).
c. Solusi Analitik dan Simulasi
Sekali kita membangun model
matematik, model ini harus diuji untuk mengetahui bagaimana model ini dapat
digunakan untuk menjawab pertanyaan menarik tentang sistem yang diduga untuk
ditampilkan. Jika model ini cukup sederhana, model barangkali bekerja
dengan hubungannya secara kuantitatif mendapatkan pembuktian, disebut solusi
analitik. Pada contoh d = rt, jika kita mengetahui jarak perjalanan dan
kecepatan, maka kita dapat bekerja dengan model untuk mendapatkan waktu t =
d/r sebagai waktu yang dibutuhkan. Model ini sangat simpel,
tertutup-bentuk solusi yang dapat diperoleh hanya dengan kertas dan
pensil. tetapi beberapa solusi analitik bisa menjadi luar biasa rumitnya,
mensyaratkan sumber-sumber perhitungan yang besar, dengan sistem matrik invers,
adalah contoh yang baik untuk kondisi dimana model ini merupakan rumusan analitik
yang dikenal secara prinsipil. tetapi perolehan model secara numerikal
yang diperoleh seketika, adalah jauh dari uji coba-coba. Jika solusi
analitik pada model matematik tersedia dan bisa dihitung secara efisien, solusi
analitik ini biasanya dapat diharapkan untuk belajar model dengan cara ini dari
pada dengan simulasi. bagaimanapun juga, banyak sistem sangat kompleks,
sehingga bahwa model matematik yang valid memiliki kekomplekan sistem,
berlawanan kemungkinannya pada solusi analitik. Dalam kasus ini model
harus dipelajari dalam arti simulasi. Misalnya pengujian secara numerik
model pada masukkan dalam pertanyaan bagaimana mereka mempengaruhi tampilan
hasil ukuran.
Selagi sistem tersebut mungkin
sebuah elemen kecil benar secara peyoratif telah lama diketahui seperti metode
pemikiran lagi sesudahnya, kadang-kadang berguna untuk menjelaskan simulasi.
Diberikan model matematika untuk
dipelajari secara simulasi (sekarang merujuk sebagai model simulasi), kita
kemudian mencari alat-alat utama untuk melakukan simulasi tersebut. Alat-alat
ini berguna untuk tujuan mengklasifikasikan model-model simulasi dalam 3
dimensi yang berbeda:
1. Model Simulasi Statis dan Dinamis
Model simulasi statis adalah
merepresentasikan sistem pada waktu utama, atau model ini mungkin digunakan
untuk menunjukkan sistem yang mana permainan waktunya sederhana tanpa aturan;
contoh simulasi statis adalah model Monte Carlo samping itu model simulasi
dinamik menunjukkan sistem sistem yang lambat laun melampaui waktu seperti
sistem konveyor pada pabrik.
2. Model Simulasi Determinsistik dan
Stokastik
Jika model simulasi tidak berisikan
komponen-komponen yang probabilitik (dengan kata lain random), model ini
disebut deterministik; penyelesaian sistem (dan analisis yang tidak bisa
dikembalikan ) pada penjabaran persamaan yang berbeda sebuah reaksi kimia
semesti sebagai model. Dalam model deterministik, outputnya ditentukan
sekali membentuk output kuantitas dan hubungan dalam model dikhususkan sama
walaupun penentuan yang sebenarnya memerlukan sedikit waktu berhitung untuk
mengevaluasi. Banyak sistem bagaimanapun harus dimodelkan seperti
pemilikan sekurang-kurangnya beberapa komponen-komponen input random dan
membangkitkan model simulasi stokastik. Kebanyakan teori antrian dan sistem
inventori (pergudangan) dimodelkan secara stokastik. Model simulasi
stokastik menghasilkan output random, karenanya diuji hanya berupa estimasi
(perkiraan) kebenaran karakteristiknya pada model; ini merupakan model utama
yang tidak menguntungkan dalam simulasi.
3. Model Simulasi Kontinyu dan
Diskrit
Kita mendefinisikan model simulasi
diskrit dan kontinyu analog dengan cara kita mendefinisikan sistem diskrit dan
kontinyu sebelumnya. Keputusan apakah menggunakan model diskrit atau
kontinyu pada sistem-sistem utama tergantung dalam kekhususan yang
obyektif. Sebagai contoh, model arus lalu lintas jalan tol menjadi
diskrit jika karakteristik dan gerakan mobil secara individu adalah
terpenting. Alternatifnya jika mobil dapat diuji secara bersama-sama/berkelompok,
arus lalu lintas dapat dijelaskan dengan persamaan yang berbeda dalam model
kontinyu.
C. Simulasi Kejadian Diskrit
Simulasi kejadian diskrit mengenai
pemodelan sistem adalah sebagai kejadian yang melampaui waktu yang
representatif dimana state (keadaan) variabel berubah seketika dan terpisah per
titik waktu. Dalam istilah matematik disebut sebagai sistem yang dapat
berubah hanya pada bilangan yang dapat dihitung per titik waktu. Disini
titik waktu adalah bentuk kejadian(event) yang terjadi seketika yang dapat
merubah state pada sistem. Contoh-contoh simulasi kejadian diskrit
diantaranya:
- Simulasi pada sistem antrian pelayanan tunggal (Simulation of a Single-server Queueing System), pada pelayanan kasir di pertokoan (supermarket), Teller pada pelayanan nasabah perbankan dan ruang informasi pada perkantoran atau hotel.
- Simulasi pada sistem inventori/pergudangan.
Pada simulasi antrian pelayanan
tunggal problema statenya dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Sistem Antrian
Pelayanan Tunggal. (lihat modul)
Gambar di atas dapat dijelaskan
bahwa misalkan sistem antrian pelayanan tunggal untuk antar waktu kedatangan A1,
A2, … adalah variabel random berdistribusi identik independent.
Nasabah yang datang dan mendapatkan pelayanan mendapatkan pelayanan segera dan
waktu pelayanan S1, S2, … sebagai susksesnya nasabah mendapatkan layanan
bervariabel random IID adalah independent pada antar waktu kedatangan.
Untuk menghitung penampilan sistem
kita mencari estimasi tiga kuantitas. Pertama, kita mengestimasi
rata-rata harapan waktu tunggu dalam antrian pada sejumlah n nasabah yang
menyelesaikan masa tunggu selama simulasi; kita menandai kuantitas ini dengan d(n).
Kata ekspektasi dalam definisi d(n) berarti: Dalam menjalankan simulasi
(atau dalam hal memberikan jalan pada model simulasi yang menggambarkan sistem
aktual), pengamatan rata-rata waktu tunggu aktual pada n nasabah
tergantung pada perolehan pengamatan variabel random antar kedatangan dan waktu
pelayanan yang terjadi. Dengan jalan lain pada simulasi (atau dengan
waktu yang berbeda pada sistem nyata) mungkin akan tiba dalam waktu yang
berbeda, dan waktu pelayanan juga akan berbeda, ini akan meningkatkan perbedaan
nilai rata-rata waktu tunggu. Dengan demikian, rata-rata waktu tunggu
dalam menjalankan simulasi adalah mengikuti sifat variabel random. Apa
yang ingin kita estimasi, d(n), adalah nilai ekspektasi pada variabel
random ini. Interpretasi estimasi nilai d(n) adalah rata-rata
bilangan (aktual, infinit) pada rata-rata waktu tunggu n-nasabah. Dari
menjalankan secara tunggal pada hasil simulasi dalam waktu tunggu nasabah D1,
D2, …, Dn , sebuah estimator sebelumnya pada d(n) adalah
a. Komponen dan Organisasi Model
Simulasi Kejadian Diskrit
Walaupun simulasi telah diaplikasikan
pada sejumlah besar berbagai sistem di dunia nyata, model simulasi kejadian
diskrit keseluruhannya menyumbang sejumlah komponen-komponen umum yang mana
sejumlah organisasi logika untuk komponen-komponen tersebut yang mempromosikan
pemograman, kendaraan, dan perubahan kedepan pada program komputer model
simulasi. Khususnya komponen berikut akan didapatkan model simulasi
kejadian diskrit yang menggunakan pendekatan next-event time-advence
dalam bahasa general-purpose:
System state : Pengumpulan variabel state terpenting untuk
menjelaskan sistem pada waktu khusus.
Simulation Clock: Sebuah variabel yang memberikan nilai pada saat
berlangsungnya simulasi.
Event List: Daftar yang berisikan waktu berikutnya ketika
masing-masing tipe event akan terjadi.
Statistical Counters: Variabel yang digunakan untuk menyimpan informasi
statistik tentang bentuk sistem
Initialization routine: Sebuah subprogram untuk mengawali model simulasi diwaktu
ke nol.
Timimg routine: Sebuah subprogram yang menentukan event selanjutnya
dari event list.
Event routine: Sebuah subprogram yang mengapdute state sistem
ketika tipe khusus pada terjadinya event.
Library routines: Kumpulan subprogram yang digunakan untuk membangkitkan
observasi random dari distribusi probabilitas yang mana ditentukan sebagai
bagian dari model simulasi.
Report Generator: Sebuah subprogram yang menghitung estimasi (dari statistical
counters) pada ukuran yang diharapkan pada bentuk dan hasil laporan ketika
simulasi berakhir.
Main program: Sebuah subprogram yang membangkitkan kembali timing
routine untuk menentukan event selanjutnya dan kemudian mentransferkan
kontrol ke event routine yang berkaitan untuk mengupdate sistem state
yang tersedia. Main program bisa juga untuk mengecek pada akhir program
dan membangkitkan kembali report generator ketika simulasi telah
selesai.
Kaitannya secara logika (flow of
control = arus pengawasan) sejumlah komponen ditunjukkan pada gambar
3. Simulasi dimulai pada waktu ke nol dengan main program membangkitkan
kembali initialization routine, dimana simulation clock diset menjadi
nol, sistem state dan statistical counter mulai dibentuk,
dan event list juga dibentuk. Setelah contor dikembalikan ke main
program, kemudian membangkitkan timing routine untuk menentukan yang mana tipe
event akan terjadi. Jika sebuah tipe ke-i selanjutnya terjadi,
simulasi clock menambahkan waktu event tipe i akan terjadi
dan control kembali pada main program. Kemudian main program
membangkitkan event routine i, dimana ada tiga tipe aktifitas kejadian:
1) Sistem state diupdate untuk menghitung untuk faktor-faktor event tipe i
terjadi; 2) Informasi tentang penampilan sistem yang dibentuk dengan mengupdate
statistical counter; dan 3) Waktu kejadian event berikutnya dibangkitkan, dan
informasi ini sebagai tambahan pada event list.
Gambar 4. Flow of Control pada
pendekatan Next-Event Time-Advance (lihat modul)
b. Penentuan Event dan Variabel
Kita mendifinisikan event sebagai
sebuah kejadian seketika itu juga yang bisa merubah state sistem, dan dalam
pelayanan antrian tunggal sederhana (The simple single-server queue) tidak
begitu jelas menidentifikasi event. Bagaimanapun, pertanyaan
kadang-kadang timbul, khususnya untuk sistem yang komplek, apakah dalam
menentukan jumlah dan definisi event secara umum pada model. Sistem yang
komplek tersebut juga sulit untuk menspesifikasikan variabel state yang
dibutuhkan untuk menjaga berjalannya simulasi alam baris event yang akurat dan
untuk mendapatkan output ukuran yang diinginkan. Langkah ini tidak
terlalu lengkap secara umumnya untuk menjawab pertanyaan, masyarakat yang
berbeda bisa mendatangkan cara yang berbeda untuk merepresentasikan model dalam
istilah event dan variabel, semuanya akan menjadi tepat. Tetapi beberapa
prinsip dan teknik membantu menyederhanakan struktur model dan untuk
menghindari kesalahan logika.
Schruben (1983b) menghadirkan sebuah
metode event-graph, yang merupakan kelanjutkan menyempurnakan dan dikembangkan
oleh Sargent (1988) dan Som dan Sargent (1989). Dalam pendekatan
pengajuan event ini, masing-masing diwakili oleh node, yang dihubungkan oleh
directed arcs (panah) yang melukiskan bagaimana event bisa diskedulkan dari
event lainya dan dari dirinya sendiri. Event graph menghubungkan kumpulan
perencanaan pada event (nodes) oleh busur yang mengindikasikan tipe event
skedul yang dapat terjadi. Dalam gambar berikut kita melihatkan event
graph untuk Single-server queueing system, dimana tebal, panah yang smooth
menunjukkan bahwa event diakhir pada panah bisa diskedulkan dari event dimulai
panah sekitar waktu tidak nol, panah tipis dan bergerigi menunjukkan bahwa
event diakhirnya adalah permulaan skedul. Dengan demikian, event
kedatangan yang direskedulkan pada dirinya sendiri dan bisa mengskedulkan
kedatangan ( dalam kasus pada kedatangan yang mendapatkan pelayanan
segera), dan event kepulangan bisa mereskedulkan dirinya sendiri (jika
tempat kepulangan dibelakang seseorang yang lain dalam antrian).
Gambar 5. Event Graph, model
antrian (lihat modul)
D. Pendekatan Alternatif untuk
Pemodelan dan Pengkodean Simulasi
Sejak masa awalnya simulasi,
masyarakat selalu mencari cara baru dan terbaik untuk memodelkan sistem, sebaik
cara novel untuk menggunakan keberadaan hardware dan software komputer dalam
simulasi. Pada bagian ini berusaha mengembangkan keluar pada software
simulasi komersil. Juga dikajiulang secara jelas kekhususan dan usaha
pengembangan software independent secara luas, yang ditangani secara potensial
untuk mendapatkan pengaruh yang signifikan dalam software simulasi yang
praktis.
1. Simulasi Paralel dan
Berdistribusi
Dalam simulasi ini semua beroperasi
berdasarkan cara yang sama. Sebuah simulasi waktu dan daftar event
berinteraksi dengan menentukan yang mana event akan diproses kemudian,
waktu adalah menguntungkan untuk masa event ini, dan komputer akan mengeksekusi
event secara logic, yang bisa dilibatkan untuk memperbarui variabel state,
memanipulasi daftar untuk antrian dan event, membangkitkan bilangan random dan
variasi random, dan dikumpulkan secara statistik. Logic ini dieksekuasi
dengan cara simulasi event waktu sedang terjadi, dengan kata lain
simulasi adalah sequential (berurutan). lebih lanjut, semua kerja
dilakukan dengan sebuah komputer.
Pada masa teknologi komputer
sekarang ini telah terdapat komputer pribadi atau prosesor untuk
berhubungan bersama-sama dalam lingkungan komputer paralel atau menyebar.
Sebagai contoh, bebeberapa minikomputer yang relatif tidak mahal (atau
adanya mikrokomputer) dapat dibentuk jaringan kerja bersama-sama, atau komputer
secara luas dapat mengayomi beberapa prosesor individu yang dapat bekerja dalam
pekerjaannya sebaik komunitas dengan satu sama lainnya. Dalam lingkangan, bila
mungkin untuk menyebarkan bagian yang berbeda percakapan komputer melintasi
operasional prosesor pribadi dalam waktu yang sama, atau dalam paralel, dan
kemudian mengurangi waktu untuk menyelesaikan percakapan. Kemampuan untuk
menyelesaikan secara bersama-sama ini secara alami tergantung pada percakapan
komputer alami, sebaik pada tersedianya software dan hardware. Proses
penyebaran dan paralel berlangsung dengan menginvestigasikan berbagai wilayah,
seperti mengoptimalisasi dan mendisain database.
Dapat dibayangkan cara-cara
memisahkan simulasi secara dinamis untuk membentuk penyebarannya dan bekerja
melalui prosesor yang berbeda. Barangkali banyak pendekatan langsung
dialokasikan dalam fungsi dukungan tersendiri (seperti pembangkit bilangan
random, pembangkit variasi random, penangani event list, manipulasi list dan
antrian, dan pengumpulan secara statistik) untuk membedakan prosesor. Sebuah
cara yang berbeda untuk menyebarkan sebuah simulasi melintasi prosesor yang
terpisah dan disusun kembali dalam bentuk modelnya sendiri dalam beberapa
submodel. Sebagai contoh, fasilitas manufaktur sering dimodelkan sebagai
inkoneksitas jaringan kerja pada situasi antrian, masing-masing mewakili tipe
yang berbeda dalam aktifitasnya. Submodel-submodel individu (atau
kelompoknya) adalah ditandi pada prosesor yang berbeda, masing-masing
bekerja secara simulasi yang berharga pada model. Prosesor harus
berkomunikasi dengan satu sama lainnya yang mana penting untuk menjaga
sifat-sifat hubungan logikal antara submodel; dalam contoh manufaktur, ini
dapat terjadi ketika pekerja meninggalkan pusat antriannya dan pergi ke pusat
antrian lainnya dan ini disimulasikan dalam prosesor yang berbeda.
Perawatan harus diberikan untuk menjaga ketepatan waktu pesanan dalam
tindakannya, yang disebut sinkronisasi operasional pada submodel dalam prosesor
yang berbeda untuk menunjukkan semua model aktifitas secara tepat.
2. Simulasi lintas internet dan
simulasi berbasis Web.
Dengan cepatnya perkembangan
internet dan Jaringan Web dunia, pertanyaan secara alamiah muncul apakah
jaringan mahabesar ini (masih belum tercontrol secara luas) seharusnya
digunakan untuk membangun, berperan, memodifikasi, menyebarkan dan menjalankan
simulasi. Fishwick (1996, 1997) telah menggali jangkauan yang luas kabar
dalam kesepakatan ini, termasuk penyusunan pelayanan klien untuk
meningkatkan tenaga prosesing, disimilasi model simulasi dan hasil, publikasi,
pendidikan dan pelatihan. Pembahasan secara umum pendekatan Simulasi
berbasis Web, sepanjang contoh-contoh operasi khusus, telah dijelaskan oleh
Lorenz dan kawan-kawannya (1997). Selagi simulasi ini sulit memprediksi
secara jelas apakah Internet dan Web semestinya mempengaruhi simulasi,
Pengaruhnya sangat jelas terlihat dan sangat menarik dan banyak masyarakat
menggali secara beragam dan luas cara-cara menggunakan teknologi dalam cara
novel untuk mendukung simulasi.
E. Langkah-langkah dalam Studi
Penyelidikan Simulasi
Sekarang kita dapat melihat secara
mendalam kinerja Simulasi Event Diskrit, kita perlu melangkah kebelakang dan
merealisasikan bahwa model pemrograman sebagai bagian dari usaha keseluruhan
untuk merancang atau menganalisis sistem yang komplek oleh simulasi.
Perhatian harus ditujukan pada berbagai perhatian lainnya seperti analisis
statistik pada simulasi output data dan manajemen proyek. Gambar berikut
menunjukkan langkah yang akan menyusun secara tipikal, Studi penyelidikan
simulasi. Sejumlah besar simbol merepresentasikan setiap langkah yang
merujuk pada penjelasan yang lebih mendalam pada langkah-langkah berikut.
Catatan bahwa studi simulasi adalah proses yang tidak sederhana terus menerus.
Sebagai hasil bisa menjadi penting kembali kebelakang pada langkah sebelumnya.
Gambar 6. Langkah-langkah dalam
studi simulasi (lihat modul)
1. Perumusan masalah dan
merencanakan studi
a. Permasalahan yang menarik yang
dinyatakan (state) oleh pengelola
b. Satu atau lebih pertemuan kickoff
untuk studi ditunjukkan, dengan manajer
proyek, analisa simulasi, dan
subject-matter experts (SMEs) yang
dihadirkan. Berikut hal-hal
yang dibahas:
– Keseluruhan objek studi
– Pertanyaan khusus yang akan
dijawab dalam studi
– Tampilan ukuran yang akan
digunakan untuk mengevaluasi ketepatan
sistem konvigurasi yang berbeda.
– Skop model
– Sistem konvigurasi yang dimodelkan
– Software yang digunakan
– Kerangka waktu untuk studi dan
sumber persyaratan.
2. Mengumpul data dan mendefinisikan
model
a. Mengumpulkan informasi sistem
layout dan prosedur operasi
– Orang yang tidak tunggal atau
dokumen yang cukup
– Beberapa masyarakat yang memiliki
informasi yang tidak akurat-
membuat keyakinan bahwa kebenaran SMEs
telah diidentifikasi
– Prosedur operasi yang tidak bisa
dirumuskan
b. Mengumpulkan data (jika mungkin)
untuk mengkhususkan parameter
model dan input distribusi
probabilitas.
c. Membuat rencana tentang informasi
dan data dalam sebuah dokumen
asumsi yang disebut Model
Konseptual.
d. Mengumpulkan data (jika mungkin)
dalam penampilan keberadaan sistem.
e. Tingkatan model secara mendalam
akan tergantung pada berikut ini:
– Objektifitas Proyek
– Tampilan ukuran
– Data yang tersedia
– Berkenaan dengan kredibilitas
– Kendala komputer
– Opini tentang SMEs
– Kendala biaya dan waktu
f. Disini memerlukan korespondensi
tidak satu per satu antara masing-masing
elemen pada model dan korespondensi
elemen pada sistem
g. Interaksi dengan manajer ( dan
kunci lain personal project) dalam basis
regular.
3. Apakah konseptual model valid?
a. Membentuk struktur melalui model
konseptual menggunakan dokumen
asumsi sebelum audiensi pada
manajer, analisis dan SMEs.
– Membantu meyakinkan bahwa asumsi
model adalah tepat dan
kompleks
– Mempromosikan kepemilikan model
– Menempatkan bagian sebelum memulai
program untuk menghindari
pemrograman kembali secara
signifikan.
4. Menyusun program komputer dan
verifikasi
a. Program model dalam bahasa
pemograman ( misalnya C atau Fortran) atau
dalam software simulasi (misalnya:
Arena, AutoMod, Extend. ProModel,
WITNESS). Manfaat penggunaan bahasa
pemograman atau salah satunya
yang sering dikenal, punya
permintaan biaya yang rendah, dan bisa
menghasilkan model eksekusi waktu
yang sangat kecil. Penggunaan
software simulasi, dengan kata lain
mengurangi waktu pemrograman dan
menghasilkan biaya proyek yang
rendah.
b. Verifikasi program komputer
simulasi.
5. Membuat Pilot operasi
a. Membuat pilot operasi untuk
maksud validasi dalam langkah ke-6.
6. Apakah model pemrograman
valid?
a. Jika disini adalah keberadaan
sistem, maka bandingkan bentuk ukuran
model dan sistem untuk keberadaan
sistem.
b. Tidak ada perhatian pada
keberadaan sistem, analisis simulasi dan SMEs
harus dikaji ulang hasil model agar
tepat.
c. Menggunakan analisis yang
sensitif untuk menentukan apakah faktor model
memiliki pengaruh yang signifikan
dalam bentuk ukuran dan dimodelkan
secara hati-hati.
7. Disain Eksperimen
a. Kekhasan berikut untuk
masing-masing konfigrasi sistem menarik:
- Panjang masing-masing run (jalannya program)
- Panjang periode warmup(pemanasan kembali program), jika tersedia
- Jumlahan pada simulasi independen yang dijalankan menggunakan
- bilangan random yang berbeda-bentuk fasilitas pada interval
- konfiden.
8. Membuat produk menjalankan
program.
a. Produk menjalankan program dibuat
untuk langkah 9.
9. Menganalisis output data
a. Dua objectifitas utama dalam
analisis output data adalah:
- Penentuan bentuk absolut pada sistem konfigurasi tertentu.
- Pembandingan sistem konfigurasi alternatif dalam sebuah pemikiran yang relatif.
10. Dokumentasi, penyajian dan
menggunakan hasil.
a. Asumsi-asumsi dokumentasi,
program komputer, dan hasil studi yang
digunakan untuk proyek yang
berlangsung dan proyek yang akan datang.
b. Menghadirkan hasil studi
– Menggunakan animasi untuk
mengkomunikasikan model untuk
manajer dan masyarakat lain yang
tidak paham dengan semua model
secara mendalam.
– Mendiskusikan bangunan model dan
proses validasi untuk promosi
yang kredibel.
c. Hasil yang digunakan dalam
membuat proses keputusan jika hasilnya valid
dan kredibel.
F. Tipe Lain Simulasi
Walaupun secara empiris dalam buku
ini adalah untuk simulasi Event-Diskrit, beberapa tipe lain simulasi adalah
sangat penting untuk dipertimbangkan. Tujuan kita disini adalah untuk
menerangkan tipe-tipe lain simulasi secara jelas dan menjadi kontras dengan
simulasi event-diskrit. Terutama, kita akan mendiskusikan secara
kontinyu, kombinasi diskrit-kontinyu dan simulasi Monte Carlo.
1. Simulasi Kontinyu
Simulasi kontinyu mengenai pemodelan
melewati waktu pada sistem oleh perwakilan variabel state berubah secara
kontinyu dengan waktu. Secara khusus, model simulasi kontinyu meliputi
perbedaan persamaan yang memberikan hubungan pada kecepatan perubahan variabel
state dengan waktu. Jika perbedaan persamaan menjadi lebih sederhana,
mereka dapat dipicahkan secara analitik untuk memberikan nilai pada variabel
state untuk semua nilai waktu sebagai fungsi nilai pada variabel stete di waktu
ke-nol. Untuk kebanyakan solusi analitik model kontinyu adalah tidak
mungkin, bagaimanapun, dan teknik analisis numerik, misalnya Integrasi
Runge-Kutta, adalah digunakan untuk menggabungkan perbedaan persamaan secara
numerik, memberikan nilai secara khusus untuk variabel state di waktu ke-nol.
Beberapa produk-produk simulasi
seperti SIMULINK dan Dymola, memiliki rancangan yang spesifik untuk membangun
model simulasi kontinyu. Sebagai tambahan, paket simulasi event-dioskrit
Arena, AweSim dan Extend memiliki kapabilitas pemodelan kontinyu. Ada
tiga paket yang memiliki tambahan keuntungan pada simulasi komponen kontinyu
dan diskrit dalam satu model.
Contoh: Kita sekarang
mempertimbangkan model kontinyu pada kompetisi antara dua populasi. Model
biologikal pada tipe ini disebut model predator-mangsa (atau parasite-host),
yang telah dipertimbangkan pengarang, termasuk Braun (1975, p. 583) dan Gordon
(1978, p.103). Sebuah lingkungan yang memiliki dua populasi, predator dan
mangsa, yang beriteraksi satu sama lainnya. Mangsa adalah pasif, tetapi
predator tergantung pada mangsa sebagai sumber makanan mereka (contohnya,
predator adalah hiu dan mangsanya adalah ikan-ikan sumber makanan hiu).
Ambillah x(t) dan y(t) masing-masing melambangkan jumlahan
individu dalam populasi mangsa dan pradator di waktu ke-t. Misalkan ada
suplai yang luas makanan untuk mangsa dan, dalam ketidakhadiran predator, yang
mana kecepatan pertumbuhan mereka adalah rx(t) untuk sejumlah r
positif. (kita dapat berpikir pada r sebagai kecepatan lahir
secara alami dikurangi kecepatan mati secara alami). Karena interaksi
antara predator dan mangsa adalah masuk akal di mengasumsikan bahwa kecepatan
kematian mangsa sungguh tepat untuk berinteraksi adalah proposional untuk
produk dua ukuran populasi, x(t)y(t). Oleh karena itu, keseluruhan
perubahan populasi mangsa, dx/dt, diberikan oleh
(1) (lihat modul)
dimana a adalah konstanta positif
pada proposionalitas. Ketika predator tergantung pada mangsa untuk setiap
keberadaan mereka, kecepatan berubahnya predator pada tidak adanya mangsa
adalah –sy(t) untuk s positif. Lebih lanjut, interaksi
antara dua populasi mengakibatkan popupasi predator meningkat dimana
kecepatannya juga proposional pada x(t)y(t). Dengan demikian, kecepatan
keseluruhan perubahan populasi predator , dy/dt, adalah
(2) (lihat modul)
dimana b adalah konstanta
positif. Diberikan kondisi awal x(0) > 0 dan y(0)
> 0, solusi model diberikan oleh persamaan (1) dan (2) memiliki sifat-sifat
menarik bahwa x(t) > 0 dan y(t) > 0 untuk semua t
0. Dengan demikian, populasi mangsa tidak bisa dimusnahkan secara
kompleks oleh predator. Solusi {x(t), y(t)} adalah juga merupakan
fungsi waktu yang periodik. Bahwa, bila T > 0 seperti
bahwa x(t + nT) = x(t) dan y(t + nT) = y(t) untuk semua n bulat
positif. Hasil ini tidak diharapkan. Sebagai predator populasinya
meningkat, populasi mangsa menurun. Ini mengakibatkan sebuah penurunan
dalam kecepatan peningkatan predator, yang mana kemungkinan hasil dalam
penurunan jumlah predator.
Pertimbangkan nilai utama r = 0,001,
a = 2 x 10 -6, s = 0,01, b = 10 -6 dan ukuran populasi awal x (0) = 12,000 dan
y (0) = 600. Gambar berikut adalah solusi numerik pada persamaan (1) dan
(2) dihasilkan dari penggunaan rancangan paket komputer pada pemecahan sistem
persamaan diferensial numerik ( sebuah bahasa simulasi kontinyu secara tidak
eksplisit ).
Gambar 7. Solusi Numerik Model
Predator-Mangsa (lihat modul)
Catatan bahwa contoh tersebut di
atas adalah deterministik kompleks, dengan kata lain berisikan komponen tidak
random (acak). Hal ini dimungkinkan, bagaimanapun, untuk model simulasi
kontinyu meliputi ketidaktentuan; dalam contoh di atas bisa menambahkan istilah
random pada persamaan (1) dan (2) yang tergantung pada waktu dalam beberapa cara,
atau faktor konstanta bisa dimodelkan sebagai kuantitas yang merubah nilai
variabel randomnya pada titik tertentu per waktu.
2. Kombinasi Simulasi
Diskrit-Kontinyu
Ketika beberapa sistem tidak mungkin
diskrit atau tidak mungkin kontinyu, kebutuhan bisa timbul untuk menyusun
sebuah model dengan aspek simulasi diskrit dan kontinyu, menghasilkan sebuah
kombinasi simulasi diskrit-kontinyu (Combined discrete-continuous
simulation). Pritsker (1995, pp 61-62) menjelaskan tiga tipe mendasar
interaksi yang dapat terjadi antara perubahan variabel state secara diskrit dan
secara kontinyu:
–
Sebuah event diskrit bisa menyebabkan sebuah diskrit berubah dalam nilai
variabel state kontinyu.
–
Sebuah event diskrit bisa menyebabkan pengaturan hubungan sebuah variabel state
kontinyu berubah pada waktu khusus.
–
Sebuah variabel state kontinyu mencapai ambang nilai bisa menyebabkan sebuah
event diskrit terjadi atau diskedulkan.
Model kombinasi diskrit-kontinyu
adapat dibangun dalam Arena [Pegden, Shannon, dan Sadowski (1995)], AweSim
[Pritsker dan O’Reilly (1999)], dan Extend [Imagine (1997b)].
Contoh simulasi kombinasi
diskrit-kontinyu secara jelas dijelaskan pada model yang dijabarkan secara
mendalam oleh Pritsker (1995, pp.354-364), yang juga menyediakan contoh lain
tipe ini pada simulasi.
Contoh: Kapal tangker pembawa
minyak mentah tiba pada dok pembongkaran tunggal, Suplai tangker penyimpanan
yang kembali dikosongkan melalui pipa. Sebuah tangker bongkar muat
memesan minyak pada tangker penyimpanan pada kecapatan yang konstan secara
spesifik. (Tangker yang tiba ketika dok sibuk dari antrian).
Supali tangki penyimpanan minyak untuk pembersihan pada kecepatan spesifik yang
berbeda. Dok mulai buka pukul 06.00 pagi hingga malam dan, karena
pertimbangan keamanan, bongkar muat tangker berhenti ketika dok tutup.
Event diskrit pada model spesifik
ini adalah kedatangan tangker untuk bongkar muat, penutupan dok pada malam
hari, dan pembukaan dok pada pukul 06.00 pagi. Level minyak pada tangker
bongkar muat dan dalam tangki penyimpanan memberikan variabel state kontinyu
yang mana kecepatan perubahannya adalah dijelaskan oleh persamaan
diferensial. Bongkar muat tangker dipertimbangkan selesai ketika
level minyak dalam tangker kurang dari 5% pada kapasitas muatnya, tetapi
bongkar muat harus sementara dihentikan jika level minyak dalam tangki
penyimpanan mencapai kapasitas muatnya. Bongkar muat bisa dipersingkat ketika
level minyak dalam tangki penyimpanan berkurang menjadi 80 % pada kapasitas
muatnya. Jika level minyak hampir penuh dibawah 5000 barel, pengosongan
harus ditutup sementara. Untuk menghindari keseringan membuka dan menutup
pengosongan, tangki jangan mempersingkat penyuplaian minyak untuk
pengosongan hingga tangki sekali lagi berisikan 50.000 barel.
Setiap berkenaan dengan lima event pada level minyak, misalnya level minyal
dalam tangki turun dibawah 5 % pada kapasitas tangki, oleh Pritsker disebut
sebuah State Event. Tidak seperti event diskrit, state event tidak
diskedulkan tetapi terjadi ketika variabel state kontinyu melintasi ambang.
3. Simulasi Monte Carlo
Kita mendefinisikan simulasi Monte
Carlo menjadi sebuah skema menggunakan bilangan random, yaitu random variate
U(0, 1), yang digunakan untuk memecahkan stokastik tertentu atau problem-problem
detetrministik dimana perjalanan waktu berperan tidak substantif. Dengan
demikian, simulasi Monte Carlo secara umum statik dari pada dinamik.
Pembaca akan mencatat bahwa walaupun beberapa penulis mendifiniskan simulasi
Monte Carlo menjadi beberapa simulasi terlibat menggunakan bilangan random,
kami mendefinisikan lebih terbatas. Nama simulasi atau metode Monte Carlo
diawali selama perang dunia ke-2, ketika pendekatan ini telah diaplikasikan
untuk masalah yang berhubungan untuk pengembangan bom atom.
Contoh. Andaikan bahwa kita
ingin menilai integral
dimana g(x) adalah fungsi nilai real
yang integrabel tidak analitik (praktisnya, simulasi Monte Carlo mungkin tidak
digunakan untuk menilai integral tunggal, sejak integral ini merupakan teknik
analisis numerik yang lebih efisien untuk tujuan tersebut. Integral ini
lebih cocok digunakan dalam problem multipel-integral dengan integral bersifat
jelek). Untuk melihat mengapa problem ini deterministik dapat didekatkan
dengan simulasi Monte Carlo, ambillah Y sebagai variabel random (b – a)g(X),
dimana X adalah variabel random kontinyu berdistribusi uniform dalam [a, b]
[ditandai dengan U(a, b)]. Maka nilai ekspektasi pada Y adalah: (lihat
modul)
dimana adalah fungsi
densitas probabilitas pada sebuah random variate U(a, b). Selanjutnya,
problema penilaian integral telah dikurangi menjadi satu pada estimasi
ekspektasi nilai E(Y). Terutama, kita akan mengestimasi E(Y) = I
dengan sampel mean
(lihat modul)
dimana adalah random
variate IID U(a, b). Selanjutnya kita bisa tunjukkan bahwa
adalah adalah estimator tidak bias pada I, dan
Asumsikan bahwa Var (Y) adalah finit, asumsikan berikut bahwa
tertutup untuk I pada n yang besar secara memuaskan (dengan probabilita
1). Untuk mengilustrasikan skema numerik tersebut, andaikan bahwa kita
akan menilai integral
(lihat modul)
yang mana dapat ditunjukkan oleh
kalkulus dasar untuk mendapatkan nilai 2. Tabel berikut menunjukkan hasil
aplikasi simulasi Monte Carlo untuk estimasi integral pada berbagai nilai n.
Tabel. 1. pada berbagai nilai
n yang dihasilkan dari aplikasi simulasi Monte Carlo untuk estimasi integral
N
|
10
|
20
|
30
|
40
|
50
|
2,213
|
1,951
|
1,948
|
1,989
|
1,993
|
Simulasi Monte Carlo secara secara
luas digunakan untuk memecahkan masalah dalam statistik yang tidak
analitik. Sebagai contoh, simulasi ini telah diaplikasikan untuk
mengestimasi nilai kritis atau power pada uji hipotesis baru. Penentuan
nilai kritis pada uji normalitas Kolmogorov-Smirnov untuk uji normalitas, telah
diaplikasikan.
G. Keuntungan, Kerugian dan
Kejelekkan Simulasi
Kita memasukkan bab pendahuluan ini
dengan daftar kebaikan dan kejekkan karakteritik simulasi (sebagai pembanding
untuk metode lain pada sistem studi), dan ditandai membuat beberapa kesalahan
umum dalam studi simulasi dapat merugikan atau merusak proyek
simulasi. Beberapa keuntungan simulasi bisa dihitung secara luas yang
muncul sebagai berikut:
- Sangat kompleks, dunia sistem yang nyata dengan element stokastik yang tidak dapat dijelaskan secara tepat oleh model matematik yang dapat dinilai secara analitik. Dengan demikian, simulasi sering hanya sebagai tipe untuk kemungkinan investigasi.
- Simulasi memperkenankan sesuatu untuk mengestimasi kinerja keberadaan sistem dibawah beberapa kumpulan proyek pada kondisi operasional.
- Alternatif menyusun rancangan sistem (atau alternatif kebijakan operasional untuk sistem tunggal) dapat dibandingkan melalui simulasi untuk mengetahui bagaimana menemukan persayaratan yang spesifik.
- Dalam simulasi kita dapat menjaga kontrol lebih baik melalui penelitian yang dikondisikan dari pada kemungkinan akan digeneralisasikan ketika penelitian dengan sistemnya sendiri.
- Simulasi memperkenankan kita untuk belajar sebuah sistem sepanjang kerangka waktu, -misalnya dalam sistem ekonomi-dalam tekanan waktu, atau alternatifnya untuk belajar kerja sistem secara mendalam dalam perluasan waktu.
- Simulasi tidak terlepas dari adanya kelemahannya. Beberapa kerugian simulasi adalah sebagai berikut:
- Setiap berjalannya kerja program sebuah model simulasi stokastik menghasilkan hanya estimasi pada karakteristik model yang benar untuk kumpulan utama parameter input.
Dengan demikian, beberapa jalannya program tergantung
pada model yang mungkin disyaratkan untuk setiap kumpulan input parameter yang
akan dipelajari. Untuk alasan ini, model simulasi secara umum tidak baik
pada optimalisasi pada perbandingan jumlahan yang tetap pada rancangan sistem
alternatif secara khusus. Dengan kata lain, model analitik, jika
tersedia, akan sering menghasilkan secara mudah karakteristik yang benar secara
nyata (Exact) pada model pada berbagai kumpulan input parameter. Dengan
demikain, jika model analitik valid adalah tersedia atau dapat dengan mudah
dikembangkan, ini akan dapat dirujuk secara umum untuk sebuah model simulasi.
- Model simulasi sering mahal dan memakan waktu untuk berkembang.
- Volume yang besar pada bilangan yang dihasilkan oleh studi simulasi atau pengaruh yang persuasif pada animasi realistik sering menciptakan kecenderungan untuk menempatkan kepercayaan yang terlalu besar dalam hasil studi dari pada yang telah dibuktikan secara syah. Jika model ini tidak valid mewakili sistem dalam belajar, hasil simualsi, bukan beban bagaimana munculnya keenganan, akan memberikan sedikit manfaat informasi tentang sistem aktual.
Ketika memutuskan apakah dilakukan
studi simulasi atau tidak tersedia dikondisikan, kita hanya dapat menasehati
bahwa keuntungan dan kejelekan akan terpegang dalam pikiran kita dan bidang
lainnya yang relevan pada situasi utama bisa menjadi baik. Akhirnya,
dicatat bahwa beberapa pelajaran model simulasi dan analitik harus
bermanfaat. Terutama, simulasi dapat digunakan untuk mengecek validitas
asumsi yang dibutuhkan dalam model analitik. Dengan kata lain, model
analitik bisa menjadi alternatif saran yang masuk akal untuk investigasi studi
simulasi.
Asumsi bahwa keputusan yang dibuat
untuk menggunakan simulasi, kita temukan kerugian berikut untuk berhasilkan
menyelesaikan studi simulasi:
- Kegagalan dalam membentuk definisi yang baik objek pada awal studi simulasi.
- Tidak tersedianya level pada model secara mendalam
- Kegagalan mengkomunikasikan dengan manajemen melalui kursus pada studi simulasi
- Kesalahpahaman simulasi oleh manajemen
- Penampilan sebuah studi simulasi jika secara utama diuji dalam program komputer.
Kegagalan masyarakat dengan pengetahuannya tentang metodologi simulasi dan
satatistik dalam team pemodelannya..
- Kegagalan untuk mengumpulkan sistem data yang baik.
- Tidak tersedianya software simulasi
- Sebelumnya menggunakan produk software simulasi yang statemen makronya kompleks tidak sebaik yang didokumentasikan dan belum bisa mengimplementasikan model-model logik yang diharapkan.
- Percaya bahwa mudah menggunakan paket simulasi, yang mana mensyaratkan sedikit atau tidak bisa melakukan pemrograman, mensyaratkan taraf signifikansi yang rendah pada teknik kompentensi.
- Animasi tidak berguna.
- Kegagalan untuk menghitung secara tepat sumber random dalam sistem aktual.
- Menggunakan distribusi yang asal-asalan (misalnya, normal, uniform, atau triangular) sebagai input simulasi.
- Analisa data output dari sebuah run simulasi (replikasi) menggunakan rumusan yang diasumsikan independen
- Membuat replikasi tunggal pada rancangan sistem utama dan diuji output statistik sebagai jawaban yang benar.
- Membandingkan rancangan sistem alternatif dalam basis sebuah replikasi untuk setiap rancangan.
- Menggunakan bentuk ukuran yang salah.
Terima kasih :)
Semoga bermanfaat
Semoga bermanfaat
Komentar
Posting Komentar