Makalah Data Tedistribusi
MAKALAH
DATA TERDISTRIBUSI
Di
Susun Oleh:
Riska
Risnatun Khasanah
TEKNIK
INFORMATIKA
UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH CIREBON
2016/2017
BAB I PENDAHULUAN
DEFINISI
SISTEM TERDISTRIBUSI (SISTER)
Sistem
Terdistribusi terdiri dari dua suku kata yaitu Sistem dan Distribusi. Sistem
adalah suatu elemen yang saling berhubungan umtuk menyelesaikan tujuan.
Terdistribusi beralwal dari kata “distribusi” yang artinya penyebaran,
sirkulasi ke tujuan atau bagian tertentu. Jadi Sistem Terdistribusi adalah
suatu elemen-elemen yang berinteraksi secara sistematis.
Infrastruktur Utama Aplikasi Sistem
Terdistribusi yaitu:
- Jaringan komputer baik dalam skala lokal (LAN), metropolitan (MAN), skala luas (WAN) maupun skala global (internet).
- Beragam perangkat keras dan lunak, serta penggunaanya yang berada dan saling terkait dalam sistemjaringan yang membentuknya.
Penerapan
SisTer merupakan bentuk usaha untuk memanfaatkan secara optimal sistem jaringan
komputer yang dibangun didalam perusahaan. Sistem dibangun dengan tujuan untuk
:
- Mengatasi bottleneck
Dimana tumpukan pekerjaan pada suatu
terminal dapat didistribusikan ke terminal-terminal lain.
- Mendukung layanan
Misalnya layanan penjualan dengan
menggunakan terminal-terminal yang tersebar diberbagai tempat.
- Mendukung sistem kerja jarak jauh
Misalnya sistem kerja small office
home office yang memungkinkan karyawan untuk bekerja dari rumah sehingga tidak
harus datang kekantor.
- Memudahkan kerja kelompok
Dengan memudahkan data sharing dan
tetap memungkinkan kerjasama walaupun letak anggota kelompok berjauhan.
TANTANGAN
PENGEMBANGAN SISTER
Untuk mengembangkan suatu SisTer,
perlu diperhatikan beberapa aspek yang merupakan suatu tantangan bagi para
pengembang SisTer yaitu sebagai berikut :
- Keanekaragaman (Heterogenety)
SisTer mampu mendukung berbagai
jenis sistem operasi, perangkat keras dan perangkat lunak. Misalnya, SisTer
dalam kantor masih dapat berjalan dengan baik meskipun terdiri dari komputer
yang masih baru dan komputer yang sudah lama.
- Keterbukaan (openness)
pengembangan SisTer yang dilakukan
dengan menabahkan kompone-komponen baru dapat dilakukan oleh programmer yang
berbeda-beda. Misalnya penambahan program sistem layanan bank tidak harus
dilakukan oleh orang yang menciptakan program tersebut, tetapi dapat dilakukan
oleh programer lain.
- Keamanan (security)
SisTer harus dapat menyediakan
keamanan yang memadai bagi sumber daya yang digunakan bersama dan pesan yang
dihantarkan dalam sistem.
- Skalabilitas (scalabilitty)
Ukuran SisTer dapat diubah dan tetap
dapat beerjalan dengan baik. Perubahan dapat dilakukan dari segi jumlah
pengguna maupun dari segi kekuatan perangkat keras komputer-komputer dalam
SisTer itu sendiri. Misalnya mesin ATM bank dapat dikurangi jumlahnya tanpa
mempengaruhi kinerja sistem layana bank secara keseluruhan.
e. Kebersamaan
(concurrency)
Apabila terjadi permintaan layanan
secara bersamaan, SisTer tidak akan menjadi kacau. Misalnya permintaan data
dari basis data bank dapat dilakukan oleh beberapa orang teller dalam waktu
yang bersamaan.
- Penanganan Masalah (error handling)
Kerusakan yang terjadi pada satu
komputer dalam SisTer tidak mempengaruhi kinerja sistem secara keseluruhan.
Misalnya, sekumpulan komputer yang memantau kegiatan gunung berapi.
- Penyembunyian (transparency)
Dalam beberapa buku berbahasa
Indonesia, istilah tersebut juga sering disebut transparansi, walaupun
sebenarnya kurang tepat. Penyembunyian membuat beberapa aspek distribusi tidak
tampak oleh pengguna.
ASPEK
ASPEK SISTER YANG DISEMBUNYIKAN
Berdasar
aspek-aspek SisTer yang disembunyikan, penyembunyian ini terdiri dari beberapa
jenis, yaitu :
- Penyembunyian akses
sesorang yang bekerja dalam lingkungan sistem dapat mengakses berbagai sumber
daya yang berada dalam lingkungan tersebut untuk penyelesaian pekerjaannya.
Misalnya seorang sekretaris dapat mencetak dokumen-dokumennya secara paralel,
yaitu di local printer yang langsung terhubung dengan komputer dimejanya maupun
di remote printer dalam lingkungan SisTer sehinggan pekerjaan pencetakan
dokumen dapat segera diselesaikan.
- Penyembunyian lokasi
Penggunaan
layanan transaksi tersebar tidak perlu mengetahui lokasi basis data yang akan
diakses. Pengguna layanan transaksi juga dapat mengakses basis data dari mana
saja sejauh memiliki fasilitas untuk mengakses basis data yang
bersangkutan. Misalnya nasabah bank yang melakukan transaksi lewat ATM tidak
perlu repot untuk mengetahui letak basis data yang akan diakses. Nasabah juga
dapat melakukan transaksi dari ATM bank dimanapun.
- Penyembunyian kebersamaan
Pengelola
data nasabah bank misalnya tidak perlu bingung untuk melayani transaksi untuk
nasabah tertentu, karena SisTer mampu menangani transaksi yang terjadi bersama.
Sebagai contoh : nasabah dapat menarik dana dari mesin ATM, sedangkan pada saat
yang sama ada rekanan dari nasabah tersebut yang melakukan transfer dana ke
rekening nasabah yang sama.
- Penyembunyian replikasi
Pengguna
tidak terpengaruh apakah ia mengakses basis data orisinil atau replilkasi.
Misalnya, pengguna jasa ATM bank tidak perlu direpotkan dengan basis data
orisinil atau replikasi yang diakses. Contoh : suatu waktu, sebuah bank yang
berpusat di Jakarta melakukan replikasi basis data di Surabaya untuk membantu
melayani transaksi di Surabaya dan sekitarnya. Nasabah di Surabaya yang semula
dilayani oleh server Jakarta tidak melihat atau direpotkan oleh penggantian
server ini.
ARSITEKTUR
SISTEM TERDISTRIBUSI (SISTER)
Arsitektur
SisTer artinya menyediakan gambaran fisik dan logikal dari sistem, serta mampu
menyediakan spesifikasi dari komponen-komponen sistem beserta berhubungan
antarkomponen dalam sistem.
Adapun
beberapa jenis arsitektur SisTer ialah sebagai berikut :
- Client server, client menghubungi server untuk mendapatkan data, yang kemudian memformat dan menampilkan pada pengguna.
- Tightly coupled (clustered), mesin-mesin terintegrasi yang menjalankan proses yang sama secara bersamaan dengan membagi tugas kedalam beberapa bagian yang dijalankan masing-masing mesin.
Peer to
peer, arsitektur dimana tidak ada mesin yang menyediakan layanan atau mengelola
sumber daya jaringan.
BAB II PERENCANAAN KEGIATAN
PELAKSANAAN KKM
A. Identifikasi Permasalahan
Program KKM PPM Universitas Muhammadiyah Cirebon ini
berdasarkan inventarisasi masalah dilapangan ketika mengidentifikasi
permasalahan di desa. Adapun permasalahan yang ada di Desa Ujungsemi adalah
sebagai berikut :
Tabel 1. Identifikasi
Permasalahan
No
|
Masalah
|
Lokasi
|
Sumber
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
Kurangnya sarana dan prasarana pendidikan bagi anak-anak.
|
Desa Ujungsemi
Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon
|
P/D
|
2
|
Kurangnya sarana dan prasarana tempat pelayanan kesehatan.
|
Desa Ujungsemi Kecamatan
Kaliwedi Kabupaten Cirebon
|
D
|
3
|
Masih
ada sekitar 205 warga yang tidak memiliki MCK
yang kurang layak.
|
Desa Ujungsemi
Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon
|
M
|
4
|
Kurangnya eksistensi karang taruna
|
Desa Ujungsemi
Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon
|
M
|
5
|
Lapangan sepak bola kurang bisa dimanfaatkan oleh semua RW
.
|
Desa Ujungsemi
Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon
|
M
|
6
|
Organisasi olahraga tingkat desa belum maksimal.
|
Desa Ujungsemi
Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon
|
M
|
7
|
Kurangnya sarana dan prasarana tempat pelayanan
masyarakat.
|
Desa Ujungsemi
Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon
|
D
|
8
|
Kerjasama antar lembaga yang ada di Desa belum Maksimal
|
Desa Ujungsemi
Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon
|
M
|
9
|
Musholla sudah banyak
namun kurang dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya anak-anak kurang sadar
untuk pergi ke musholla.
|
Desa Ujungsemi
Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon
|
M
|
10
|
Masyarakat memiliki
sifat individualisme.
|
Desa Ujungsemi
Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon
|
M
|
Ket: P= Perangkat Desa, M=
Masyarakat, D= Dinas instani
vertikal / stakeholder
B. Prioritas Pemilihan Permasalahan
Program KKM PPM Universitas Muhammadiyah Cirebon ini
berdasarkan inventarisasi masalah dilapangan ketika mengidentifikasi
permasalahan di desa. Adapun permasalahan yang menjadi prioritas bagi kami
adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Prioritas
Pemilihan Permasalahan
No
|
Masalah
|
Alasan Pemilihan
|
1
|
2
|
5
|
1
|
Kurangnya
Masyarakat Mengenal teknologi komputer
|
Dengan
ilmu keterampilan maka kami ingin membimbing masyarakat dalam pengenalan
tekhnologi komputer dan keterampilannya.
|
C. Rencana Program KKM PPM
Rencana Program KKM PPM
merupakan rumusan/jenis kegiatan sebagai judul atau tema dari kegiatan yang bersumber
dari identifikasi permasalahan dan prioritas pemilihan masalah sekaligus untuk
memperhitungkan biaya yang muncul sebagai faktor penunjang kegiatan.
Rencana Program individu
mahasiswa peserta KKM PPM Universitas Muhammadiyah Cirebon Tahun Akademik 2016-2017
kelompok Desa Ujungsemi Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon sebagaimana tabel
berikut :
Tabel 3. Rencana Program KKM PPM
No
|
Program
|
Bahan
|
Volume
|
BIAYA
|
1
|
6
|
7
|
8
|
9
|
1
2
3
|
Pengenalan IT Dasar, Ms.Word,
Ms.Excel, dan PowerPoint
Lomba
Mengetik
Pelatihan
Pembuatan Mail Merge untuk membuat surat
|
Laptop dan Alat
Tulis
Laptop dan Alat
Tulis
Laptop dan Alat
Tulis
|
Masyarakat,
terutama anak sekolah
Masyarakat,
terutama anak sekolah
Masyarakat
terutama pengurus desa
|
Rp
100.000
Rp 100.000
Rp 100.000
|
.JUMLAH
|
Rp
300.000
|
BAB III ANALISA ORGANISASI
3.1.SEJARAH
Desa Ujungsemi
Kecamatan Kaliwedi merupakan desa yang di ambil dari nama orang yang berbabak
atau membangun desa, orang yang membangun desa Ujungsemi adalah Nyimas Ratu
Tanjung Samirah (Nama yang diberikan oleh mbah Kuwu Cirebon yang mana aslinya
Nyimas Zainatul Khafsah, beliau adalah seseorang istri seorang Patih Kerajaan
Islam Cirebon yang kemudian memakai nama belakang istrinya yaitu Ki Patih Semi. Nama asli Ki
Patih Kerajaan Cirebon itu sendiri adalah Syarif Thoyi/ Syeh Jamalullah/
SyehAbdus Salam. Ki Patih Semi dan Nyi Patih Semi adalah pasangan suami istri
yang berasal dari Bani Israil.
Konon ceritanya
setelah Syarief Hidayatullah putra Nyimas Narasantang yang berganti nama
Syarief Mudaim hasil perkawinannya dengan Median Sultan Hut dari Bani Israel atau
izin ibundanya, Syarief Hidayatullah pergi kePulau Jawa untuk membantu uwaknya
Ki Somadullah/ Pangeran Walang Sungsang/ Mbah Kuwu Cirebon untuk menyiarkan
Agama Islam di Pulau Jawa.
Setelah
kepergian Syarief Hidayatullah, Nyi Syarief Mudaim merasa tidak tega dan
khawatir, kemudian sang ibu memerintahkan sanak saudaranya untuk jriak Syarief
Hidayatullah di antara keluarga tersebut ikut serta Ki Patih Semi dan istrinya.
Keberangkatan
keluarga dari Bani Israil dengan menaiki perahu melalui lautan, akan tetapi Ki
Patih Semi melalui dirgantara dengan menaiki kerudungnya sebagai perahu. Ketika
Syekh Jamalullah (KiPatih Semi) dengan istrinya sampai ke tanah Jawa.
Terbentuknya Desa Ujungsemi
Catatan
sejarah Desa Ujungsemi semenjak masa jabatan sesepuh kampung yang bernama Ki
Patih Semi atas persetujuan bersama anatar Ki Patih Semi dan Nyi Patih Semi
tanah pedukuhan itu di beri nama UJUNGSEMI yang mengandung dua arti:
1. Ujung : Tanah tersebut di ujung
Kesultanan.
Semi :
Nama orang yang membuka tanah tersebut yaitu Nyi Patih Semi
2. Ujung : Pucuk (Bahasa Jawa)
Semi : Tumbuh
Jadi artinya pucuk yang selalu bersemi / ujung yang
selalu tumbuh.
3.2.PROFIL
1) Geografis
1)
Letak
Geografis
Desa Ujungsemi terletak di daerah
kawasan Cirebon, dengan luas wilayah 519,145 hektar yang terdiri dari enam
dusun dengan dua belas rukun warga (RW) dan tiga puluh sembilan rukun tetangga
(RT) yang merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Kaliwedi
Kabupaten Cirebon.
2)
Topografi
Desa Ujungsemi
merupakan desa yang berada di Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon, sebagian
besar wilayah berupa daerah berbukit-bukit atau daerah berpasir-pasir dimana
berbatasan langsung dengan desa di luar Kecamatan Kaliwedi diantaranya sebelah
timur berbatasan dengan Desa Gegesik Kidul Kecamatan Gegesik, sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Prajawinangun Kulon Kecamatan Kaliwedi, sebelah selatan
berbatasan dengan Desa Kaliwedi Lor Kecamatan Kaliwedi, serta sebelah utaranya
berbatasan dengan Desa Wargabinangun Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon.
3)
Hidrologi
dan Klimatologi
Aspek hidrologi
suatu wilayah desa sangat diperlukan dalam pengendalian dan pengaturan tata air
wilayah desa, berdasarkan hidrologinya, aliran-aliran sungai di wilayah desa
Ujungsemi merupakan aliran sungai/selokan dengan debit air yang sedang dan
kecil seperti:
1. selokan
pembuangan jaba kulon
2. selokan
blok lowa
3. selokan
teresier
4. selokan
blok si jarak
5. selokan
blok penggulangan
Disamping itu ada pula beberapa mata air yang bisa
digunakan sebagai sumber mata air bersih, maupun air untuk pertanian, tapi ada
pula petani yang bertani hanya mengandalkan tadah hujan atau bertani bila musim
hujan tiba. Adapun mata air yang menghidupi masyarakat desa Ujungsemi
diantaranya:
1. mata
air sumur tradisional
2. mata
air balong
Secara umum akhir-akhir ini terjadi penaikan curah
hujan tercatat dalam satu tahun ini saja hampir tiap hari terjadi turun hujan
sehingga dapat dimanfaatkan oleh petani yang hanya mengandalkan tadah hujan.
4)
Luas
dan Sebaran Penggunaan Lahan
Pada umumnya lahan yang berada atau
terdapat di Desa Ujungsemi digunakan secara produktif, karena merupakan lahan
yang subur terutama untuk lahan pertanian, jadi hanya sebagian kecil saja yang
tidak dimanfaatkan oleh warga, hal ini pula menunjukan bahwa kawasan Desa
Ujungsemi adalah daerah yang memiliki
sumber daya alam yang memadai dan siap untuk diolah.
2) Keadaan
Sosial
1) Kependudukan
Penduduk
Desa Ujungsemi berdasarkan data berakhir hasil sensus penduduk tahun 2014
tercatat sebanyak 6.133 jiwa. Tahun 2013 sebanyak 5.690 jiwa. Tahun 2012
sebanyak 5.615 jiwa dan tahun 2011 sebanyak 5.537 jiwa sehingga mengenal
penduduk Desa Ujungsemi mengalami kenaikan untuk setiap tahunnya, Proyeksi
jumlah penkduduk di ujung semi Tahun 2014 berjumlah 6.133 jiwa. Tahun 2013
berjumlah 5.690 jiwa.
2)
Kesehatan
Tenaga kesehatan di ujung semi pada
tahun 2014 terdiri dari Medis / Dokter 1 orang, perawat 3 orang, bidan desa 1
orang, sedangkan partisipasi masyarakat pada bidang kesehatan terdapat lebih
dari 30 orang.
3)
Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu modal
dasar pembangunan, sehingga pendidikan adalah sebuah investasi (modal) di masa
yang akan datang. Di Desa Ujungsemi jumlah guru Tahun 2014 berjumlah 87 orang.
4)
Kesejahteraan
Sosial ( Masyarakat )
Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan
mensejahterakan sosial meliputi proses globalisasi dan industrialisasi serta kritis ekonomi dan
politik yang berkepanjangan. Dampak yang dirasakan diantaranya semakin
berkembang dan meluasnya bobot. Jumlah dan kompleksitas berbagai permasalahan
sosial.
3.3.POTENSI
DAERAH
1)
Kebudayaan
Kebudayan yang
ada di Desa Ujungsemi merupakan model dasar pembangunan yang melandai
pembangunan yang akan dilaksanakan, warisan budaya yang bernilai luhur
merupakan dasar dalam rangka pengembangan pariwisata budaya yang dijiwai oleh
mayoritas keluhuran nilai agama Islam.
Pemerintah terus
membina kelompok dan organisasi kesenian yang ada, walaupun dengan keterbatasan
dana yang dialokasikan, namun semangat para pewaris kebudayaan di desa
Ujungsemi Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon, terus merawat dan
melestarikannya dengan akhir-akhir ini membentuk Ikatan Olahraga dan Seni Formi
mulai dari tingkat Desa sampai ketingkat Kabupaten Cirebon. Dengan
memeliharanya agar kelompok-kelompok kesenian tersebut terus terpelihara.
2)
Prasarana
dan Sarana Sosial Ekonomi
Pada umumnya
jenis sarana sosial ekonomi masyarakat Desa Ujungsemi berupa usaha perdagangan,
terutama warung kebutuhan rumah tangga sehari-hari yang berskala kecil sekali.
Disamping itu pula sarana ekonomi yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat
Desa Ujungsemi Kecamatan Kaliwedi Kabupaten Cirebon adalah
perusahaan-perusahaan yang ada diluar Desa Ujungsemi seperti di Desa Praja Kulon, Desa Wargabinangun dan desa-desa yang ainnya.
Adapun yang
menjadi primadona atau usaha prioritas di Desa Ujungsemi adalah dari sektor
pertanian peternakan yang menjadi sektor ekonomi andalan bagi masyarakat Desa
Ujungsemi.
Mengenai sektor
yang lainnya seperti pedagang, warung, toko, waserda yang merupakan sektor lain
bagi masyarakat Desa Ujungsemi yang jumlahnya hanya sebagian kecil dari jumlah
penduduk yang ada di Desa Ujungsemi.
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
SISTEM TERDISTRIBUSI
4.1. Distribusi Database Kependudukan
Mengacu pada desain logik dan fisik pengembangan database kependudukan,
penetapan struktur data nasional akan menjadi common database bagi sistem
informasi lain yang memerlukan data yang sama sebagai turunan data yang berasal
dari sumber yang sama. Dengan scenario ini diharapkan mampumen jamin penyediaan
dan pemanfaatan data secara universal, seragam, akurat dan aman serta efektif
dan efisien.
Dengan metode seperti ini, maka di setiap daerah tingkat
kabupaten/kota akan terbentuk pusat-pusat data yang bersifat common database bagi
seluruh sistem informasi pemerintahan berbasis elektronik yang berada di
daerahnya. Dengan menggunakan pusat data daerah kabupaten/kota yang sama akan
menjamin ketersediaan data yang seragam. Fragmentasi horisontal dan vertikal
bertujuan untuk meminimalkan kebutuhan Memori di propinsi dan kabupaten.
a.Replikasi Database
Mengingat kondisi infrastruktur dan kualitas komunikasi data
yang beragam, sementara kecepatan akses menjadi tuntutan, dan mengacu pada
desain logik dan fisik pengembangan database kependudukan, maka replikasi
database kependudukan dapat dilakukan secara partially replicated yaitu
masing-masing part isi database kependudukan propinsi disimpan di server
database propinsi
.
b.Fragmentasi Database
Alokasi DDB dilakukan dengan
skenario fragmentasi horisontal dari server database nasional ke server
databasepropinsi. Fragmentasi horisontal dilakukan sesuai kode wilayah ropinsi dan kemudian disimpan di server database
propinsi. Selanjutnya, database kabupaten/kota merupakan hasil fragmentasi
horisontal sesuai kode abupaten dan kemudian disimpan di server database kabupaten.
Fragmentasi vertikal dilakukan dengan memisahkan data yang sering di-update,
sementara data yang jarang berubah tetap disimpan di server database propinsi.
4.2. Transparansi
DDBMS
menyatakan bahwa
sistem seharusnya melakukan distribusi yang transparan
kepada user.
Detail
implementasi tidak perlu dietahui oleh user. DDBMS menampilkan
banyak level transparan
yang berpartisipasi di
semua
obyek, agar DDB sejalan dengan database tersentralisasi.
a.
Transparansi Distribusi
Distribusi transparansi
dimaksudkan agar pengguna tidak
perlu tahu mengenai
fragmentasi dari database
ataupun lokasi dimana
data tersebut disimpan.
Transparansi distribusi
terkait dengan 5 macam transparansi, yakni fragmentasi, lokasi,
replikasi, pemetaan lokal, serta
pemberian nama. Tansparansi fragmentasi adalah
tingkat tertinggi dari distribusi transparansi yang
disediakan oleh DDBMS,
sehingga usertidak
perlu tahu
mengenai
data
yang difragmentasikan. Akses ke database dilakukan
berdasarkan pada skema global, sehingga usertidak
perlu menspesifikasi nama fragmen
atau lokasi datanya. Transparansi lokasi, berada pada tingkat menengah. Dengan transparansi
ini,
usertidak perlu tahu dimana lokasi dari data tersebut.
Transparansi replikasi
sama
dengan lokasi transparansi,
yaitu transparansi untuk
menggandakan suatu
data
tanpa diketahui oleh user. Transparansi
ini
merupakan akibat
dari adanya transparansi lokasi.
Transparansi pemetaan
lokal, adalah tingkatan paling rendah pada distribusi transparansi, dan userperlu
menspesifikasikan
nama fragmen dan lokasi dari data
items. Terkait dengan
pemberian nama, setiap item
pada database yang telah didistribusikan memiliki nama
yang unik. Oleh karena itu DDBMS harus
memastikan tidak ada dua site yang membuat
obyek database dengan nama yang sama. Alternatif solusi dari masalah ini adalah
dengan membuat server nama
terpusat, dimana alat bantu
ini
berisi semua nama dari sistem sehingga jika
ada yang sama akan
dapat terdeteksi.
b.
Transparansi Transaksi
Transparansi ini memastikan bahwa semua
transaksi terdistribusi menjamin konsistensi dan integritas DDB. Transaksi terdistribusi
mengakses data dari
banyak tempat. Setiap
transaksi dibagi menjadi beberapa sub transaksi, satu untuk mengakses site yang harus
diakses, dan direpresentasikan
oleh agen/perwakilan.
Transparansi transaksi
terkait dengan transparansi
konkurensi dan kegagalan.
Transparansi konkurensi
terjadi jika hasil dari semua transaksi
konkuren dilaksanakan
secara independen atau bersamaan menjamin
konsistensi data dan ter-update dengan benar,
dan
menjamin transaksi tidak bertentangan satu sama
lain. Jenis transparansi kegagalan yang dimiliki oleh DDBMS meliputi: sistem crash, kesalahan
media, kesalahan perangkat lunak, bencana alam,
dan sabotase.
c.
Transparansi Kinerja
Di
dalam suatu
DDBMS, query processor
(QP) harus mengevaluasi
setiap permintaan
data dan melaksanakan strategi
yang optimal, yang terdiri dari suatu urutan operasional yang diperintah pada database.
Distributed query prosessor (DQP)
memetakan permintaan data ke dalam urutan operasi yang diperintahkan pada database lokal. Hal ini menambah kompleksitas perhitungan fragmentasi,
replikasi, dan alokasi schema. DQP
harus memutuskan fragmen mana yang akan
diakses, salinan fragmen mana yang akan
digunakan jika
fragmen
akan direplikasi, dan lokasi mana akan
digunakan.
d.
Transparansi DBMS
DDBMS harus terlihat
seperti DBMS terpusat untuk penggunanya, mirip dengan 12 aturan Codd pada database relasional.
Komentar
Posting Komentar